Hasil ini sejalan dengan tren industri yang lebih luas mengacu survei Kpop4Planet pada Agustus 2024. Hasil survei terhadap 12 ribu penggemar di Korea Selatan dan di seluruh dunia mengidentifikasi sistem undian untuk fansign sebagai salah satu taktik pemasaran paling bermasalah yang digunakan oleh perusahaan hiburan K-pop.
Dalam aksi di luar kantor pusat HYBE, para juru kampanye mempersembahkan dua lightstick sebagai piala dengan spanduk bertuliskan "Kemenangan Sia-sia HYBE: Titik Terendah atau Titik Balik?"
Kpop4Planet juga mendatangi tiga perusahaan hiburan besar lainnya, yakni YG, SM, dan JYP Entertainment, dengan tuntutan yang sama agar mereka menghentikan praktik penjualan kotor album plastik.
"Sementara para pemangku kepentingan industri semakin menyadari tantangan ini, kami secara khusus meminta HYBE, sebagai penerima penghargaan, untuk mengubah strategi penjualan dan keterlibatan penggemar mereka. Ini merupakan peluang bagi HYBE untuk memimpin praktik berkelanjutan yang akan menentukan masa depan K-pop," kata Nayeon.
Ssundi, penggemar K-pop dan influencer di X dari Korea Selatan, mengungkapkan bahwa berbagai upaya perubahan yang telah dilakukan perusahaan hiburan seperti mengubah format album atau menggunakan teknologi NFC, tidak menyelesaikan isu keberlanjutan lingkungan di industri K-pop.
“Kami berharap HYBE merenungkan tindakannya, dan benar-benar terlibat dalam pembicaraan dengan penggemar dan kolektor untuk memahami bagaimana solusi yang lebih berkelanjutan dan tahan lama untuk mengurangi dampak salah satu perusahaan hiburan K-pop terbesar terhadap lingkungan,” kata Aka, Anggota K-pop Covers Portugal.
“Industri K-pop tidak akan seperti sekarang ini tanpa dukungan penggemar. Saatnya HYBE mendengarkan suara dan harapan penggemar untuk memimpin transformasi industri K-pop yang lebih ramah lingkungan,” tegas Nurul Sarifah, juru kampanye Kpop4Planet di Indonesia.(rpi)
Load more