Kudus, Jawa Tengah - Naiknya harga bahan baku kedelai impor membuat perajin tahu di Kudus Jawa Tengah mengeluh. Untuk tetap bertahan mereka terpaksa menaikkan harga tahu di pasaran, namun dampaknya justru harus merugi lantaran menurunya minat pembeli.
Menurut Bambang Sutrisno, Ketua Paguyuban Perajin Tahu Desa Karangbener, kenaikan harga kedelai impor terjadi bertahap semenjak satu bulan lalu. Kenaikan harga tersebut merupakan yang terbesar dialami pengrajin tahu selama berproduksi.
“Ini per hari ini Rp11.200 per kilo, sebelumnya di harga normal sekitar Rp8.500. kalau naiknya itu satu minggunya ada yang sampai tiga kali dan sekitar 3 bulan ini lah sudah mulai naik,” tutur Bambang.
Agar tetap bisa bertahan, perajin tahu pun terpaksa menaikkan harga jual tahu hasil produksi, dari sebelumnya dijual Rp27.000 kini menjadi Rp30.000 per papannya. Akibatnya, produsen justru merugi karena daya beli masyarakat menurun hingga 10 persen lebih.
“Sangat-sangat berdampak sekali, ya itu dari konsumen permintaannya menurun drastis”, pungkasnya.
Ditambahkan Bambang, di Desa Karangbener ada 15 perajin tahu yang tergabung dalam paguyuban. Para pengrajin memilih tidak melakukan aksi mogok, seperti yang terjadi di daerah lain sebab pabrik merupakan satu satunya sumber penghasilan. Meski demikian pihaknya berharap agar pemerintah segera menstabilkan harga kedelai impor. (Galih Manunggal/Buz)
Load more