Jakarta, tvOnenews.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada Jumat diperkirakan bergerak bervariasi, terpengaruh oleh kombinasi sentimen domestik dan global.
IHSG dibuka menguat 6,74 poin (0,09 persen) ke level 7.114,26, sementara indeks LQ45 justru turun 0,92 poin (0,11 persen) ke posisi 826,94.
Geopolitik Timur Tengah: Risiko geopolitik meningkat akibat potensi gagalnya gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza. Kabinet Israel akan memberikan suara terkait kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera, yang dapat memengaruhi stabilitas global.
Laporan Keuangan AS: Bank of America melampaui estimasi laba bersih, meskipun sahamnya turun 1 persen. Secara keseluruhan, 77 persen perusahaan AS yang telah melaporkan kinerjanya berhasil melampaui ekspektasi, menunjukkan awal musim laporan keuangan yang kuat.
Ekonomi China: China akan mengumumkan data pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2024, diperkirakan meningkat menjadi 5,1 persen year on year (yoy) dari 4,6 persen (yoy) pada kuartal III 2024.
Dari dalam negeri, IHSG mendapat dukungan dari penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) sebesar 25 basis poin menjadi 5,75 persen. Langkah ini merupakan penurunan pertama di tahun 2025 dan memberikan dampak positif pada pasar obligasi Indonesia, dengan yield obligasi 10 tahun turun dari posisi tertinggi 7,298 persen sejak November 2022.
Bursa saham AS melemah setelah tren kenaikan selama tiga hari:
S&P 500: Turun 0,21 persen ke 5.937,34.
Nasdaq Composite: Turun 0,89 persen ke 19.338,29.
Dow Jones: Turun 0,16 persen ke 43.153,13.
Sementara itu, saham Morgan Stanley naik 4 persen setelah melampaui ekspektasi laba.
Bursa saham Asia pagi ini bergerak beragam:
Indeks Nikkei turun 118,81 poin (0,31 persen) ke 38.593,11.
Indeks Shanghai turun 2,13 poin (0,07 persen) ke 3.238,81.
Indeks Kuala Lumpur turun 4,20 poin (0,27 persen) ke 1.572,26.
Indeks Straits Times naik 6,51 poin (0,17 persen) ke 3.782,26.
IHSG diperkirakan bergerak di antara penguatan dan pelemahan, didukung oleh sentimen positif domestik berupa penurunan suku bunga BI, serta dipengaruhi oleh dinamika global, termasuk risiko geopolitik dan data ekonomi utama.
Para pelaku pasar diimbau tetap mencermati risiko dari faktor eksternal dan laporan keuangan global untuk menentukan langkah investasi. (ant/nsp)
Load more