Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis sore, ditutup melemah dipicu serangan militer Rusia ke wilayah Ukraina.
Rupiah ditutup melemah 53 poin atau 0,37 persen ke posisi Rp14.391 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.338 per dolar AS.
"Hari ini memang berat buat rupiah, karena terjadi risk aversion dengan menghindari aset beresiko seperti saham dan memindahkannya ke cash (USD) dan safe haven emas," kata analis DCFX Futures Lukman Leong saat dihubungi di Jakarta, Kamis.
Dari eksternal, Kementerian Pertahanan Rusia pada Kamis ini mengumumkan bahwa mereka berhasil melumpuhkan infrastruktur militer di pangkalan udara Ukraina dan "menaklukkan" pertahanan udara mereka, menurut laporan sejumlah kantor berita Rusia.
Kemenhan Rusia juga membantah laporan yang menyebutkan bahwa pesawat tempur mereka jatuh di wilayah Ukraina. Sebelumnya, militer Ukraina mengatakan lima pesawat Rusia dan satu helikopter ditembak jatuh di wilayah Luhansk.
"Sentimen masih negatif ke depan karena ekpektasi Rusia akan melakukan invasi penuh dan eskalasi sekarang hanya permulaan dari krisis yang akan semakin besar," ujar Lukman.
Sementara itu, sentimen positif mungkin akan datang dari harga komoditas terutama energi yang akan meningkat tajam. Ia mencontohkan rupiah bisa terangkat oleh harga batu bara.
"Kenaikan harga komoditas hanya apabila Rusia dikenakan sanksi penuh (energi dan komoditas). Rusia adalah produser komoditas yang sangat besar seperti aluminium, paladium, energi gas dan minyak mentah, dan banyak lagi," kata Lukman.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.358 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.349 per dolar AS hingga Rp14.323 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melemah ke posisi Rp14.371 per dolar AS dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.355 per dolar AS.(chm/ant)
Load more