Kian Optimistis
Lebih lanjut dijelaskan, dunia kini tengah mengalami dinamika geopolitik, geoekonomi, dan geostrategi. Sementara persaingan global semakin keras antara blok-blok ekonomi, antara kekuatan-kekuatan besar. Dalam persaingan yang keras itu diperlukan kehati-hatian oleh semua pihak.
“Saya mungkin baru menginjak bulan ketiga memimpin pemerintahan Republik Indonesia. Semakin saya mempelajari keadaan perekonomian Indonesia, semakin saya merasa percaya diri. Saya merasa optimis, saya percaya, saya yakin, kita akan mencapai, bahkan mungkin melebihi 8 persen laju pertumbuhan ekonomi,” kata Presiden.
Presiden menyadari, mungkin banyak pihak yang nyinyir dengan target laju pertumbuhan ekonomi 8 persen. “Salah satu kelemahan elite Indonesia adalah tidak percaya diri, suka melihat kawan susah, susah melihat kawan senang. Ini sifat kita. Saya mengoreksi diri mungkin terlalu lama kita dijajah, sehinga kita merasa rendah diri. Kita punya rasa kurang berani,” tukas Presiden.
“Saya positif, kita akan bikin kejutan-kejutan besar di minggu-minggu dan bulan-bulan yang akan datang. Ternyata, yang terjadi sesuai dengan apa yang saya bicara, sesuai dengan angkaangka, karena saudara-saudara,saya percaya dengan ilmu pasti alam, saya percaya dengan ilmu matematika dan ilmu fisika,” ungkap Presiden yang mengaku cukup dibantu oleh para menteri.
Pertumbuhan 8 persen itu, menurut Presiden, justru sangat ilmiah, susah untuk berbohong. Asal kita melakukan kalkulasi yang masuk akal, 2+2 itu sama dengan empat. “Hanya kadang-kadang dalam politik Indonesia, 2+2 bisa sama dengan 4,5, atau 5, atau juga 3. Manakala kita tinggalkan akal sehat, manakala kita tinggalkan hitungan berdasarkan logika, yang terjadi adalah distorsi dan disfungsi,” tegas Presiden. (hsb)
Load more