Jakarta, tvOnenews.com - Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) menjalin kerja sama untuk mengelola zakat dari ASN Kementan secara optimal, sekaligus mendukung pemberdayaan petani kecil di Indonesia.
Mahdum menyebut potensi zakat dari ASN Kementan mencapai Rp12 miliar per tahun. Dana tersebut akan dikelola secara transparan untuk membantu mustahik (penerima zakat), khususnya di sektor pertanian.
"Kami tidak hanya memberikan bantuan konsumtif, tetapi juga mendorong mustahik menjadi produktif dan mandiri. Kolaborasi ini adalah wujud nyata bagaimana zakat dapat mengubah petani kecil menjadi petani tangguh," jelasnya.
Sejak 2011, Baznas telah mengelola 47 titik pertanian di berbagai daerah, dengan luas masing-masing 30–50 hektare. Program ini mencakup penyediaan alat, modal, serta pendampingan intensif.
"Para petani dibina dalam skema komunitas, sehingga dapat berkolaborasi dalam pengelolaan alat, seperti traktor, secara bersama," tambah Mahdum.
Baznas dan Kementan berkomitmen untuk terus bersinergi, memastikan program-program tersebut sejalan dengan visi pemerintah untuk menjadikan Indonesia mandiri di bidang pangan.
"Kami yakin, melalui sinergi ini, petani kecil akan lebih produktif dan ketahanan pangan nasional akan semakin kuat," katanya.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyatakan dukungan penuh terhadap kolaborasi ini dan berkomitmen untuk membangun sistem pembayaran zakat yang lebih transparan dan terorganisir.
Sebagai bentuk dukungan, Kementan menyerahkan 10 unit traktor kepada petani binaan Baznas guna meningkatkan efisiensi dan produktivitas pertanian. Selain itu, Kementan juga akan menyuplai bibit dan benih ke berbagai wilayah Indonesia sebagai bagian dari program pertanian produktif.
Mentan menegaskan pentingnya modernisasi pertanian untuk menurunkan biaya produksi hingga 50 persen dan meningkatkan pendapatan petani hingga dua kali lipat.
"Pertanian menjadi kunci bagi petani kecil untuk maju dan mandiri," tutup Mentan. (ant/nsp)
Load more