Tekanan harga di kawasan ASEAN+3 diperkirakan tetap terkendali. Inflasi di kawasan, tidak termasuk Laos dan Myanmar, diproyeksikan meningkat sedikit menjadi 2,1 persen pada 2025, yang didorong oleh peningkatan permintaan domestik dan penyesuaian di sisi penawaran.
Meski demikian, risiko inflasi tetap ada, terutama dari potensi kenaikan harga komoditas global dan gangguan akibat cuaca buruk.
Meskipun prospek ekonomi kawasan ASEAN+3 cukup positif, beberapa tantangan signifikan masih membayangi. Ketegangan perdagangan yang meningkat, terutama terkait kebijakan tarif Amerika Serikat, dan perubahan ekspektasi terhadap kebijakan moneter AS menjadi faktor utama ketidakpastian.
Hoe Ee Khor juga mencatat bahwa beberapa bank sentral di kawasan mulai melonggarkan kebijakan moneter di tengah tekanan inflasi yang mereda. Namun, jika ekspektasi suku bunga AS direvisi lebih tinggi, hal ini dapat memperlebar perbedaan dengan suku bunga di kawasan ASEAN+3, sehingga menambah tantangan bagi pelaksanaan kebijakan moneter di tingkat regional.
Selain itu, kebijakan pemerintahan baru di AS, seperti penerapan tarif lebih tinggi dan pemotongan pajak, dapat memicu inflasi global lebih lanjut dan memperketat kondisi keuangan di kawasan ASEAN+3. (ant/nsp)
Load more