“Saya berterima kasih kepada para menteri. Tahun 2025, kita tidak akan impor beras lagi, tidak akan impor jagung lagi. Target swasembada yang sebelumnya ditetapkan dalam empat tahun, insyaallah bisa tercapai akhir 2025 atau awal 2026, tiga tahun lebih cepat dari sasaran semula,” ungkap Presiden.
Menurut Presiden, swasembada pangan adalah kunci ketahanan nasional, memastikan Indonesia tetap aman dari ancaman kelangkaan pangan maupun instabilitas politik global.
“Dengan swasembada pangan, kita aman. Kita tidak boleh lagi bergantung pada sumber dari luar negeri. Dalam krisis global, tidak ada negara yang akan rela melepas pangannya ke luar negeri. Ini adalah hukum sejarah,” katanya.
Presiden menutup pernyataannya dengan optimisme bahwa kebijakan yang terfokus pada kebutuhan bangsa akan membuahkan hasil yang signifikan. “Insyaallah, dengan niat baik dan orientasi kepada bangsa, kebijakan yang masuk akal akan menghasilkan capaian yang tepat,” tambahnya.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, dalam pernyataan sebelumnya, menjelaskan berbagai langkah strategis yang terus dilakukan untuk mempercepat swasembada pangan.
“Kami telah mendorong transformasi dari pertanian tradisional ke pertanian modern, memastikan ketersediaan pupuk, dan membagikan benih unggul secara gratis. Kami juga terus mengawal normalisasi irigasi dan memperkuat kolaborasi lintas sektor. Dengan kerja keras semua pihak, kami optimis target Bapak Presiden dapat tercapai dalam waktu dekat,” jelas Mentan Andi Amran.
Melalui percepatan swasembada pangan, Indonesia tidak hanya mengamankan kebutuhan domestik tetapi juga menegaskan posisi sebagai bangsa mandiri yang mampu menghadapi tantangan global. (rpi)
Load more