Korea Selatan, tvOnenews.com - Hyundai melaporkan penurunan laba operasional sebesar 17% pada kuartal keempat, mencatatkan total 2,8 triliun won (US$1,95 miliar), lebih rendah dibandingkan 3,4 triliun won pada periode yang sama tahun lalu.
Selain itu, pelemahan nilai tukar won Korea memberikan dampak campuran: di satu sisi meningkatkan pendapatan repatriasi, namun di sisi lain membebani utang luar negeri dan biaya terkait, yang semakin menekan laba perusahaan.
Sementara itu, perekonomian Korea Selatan (Korsel) hampir tidak menunjukkan pertumbuhan pada kuartal keempat 2024, di tengah meningkatnya risiko eksternal akibat pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS).
Pada Desember lalu, sentimen konsumen dan bisnis melemah di tengah krisis politik, setelah Presiden Yoon Suk Yeol dimakzulkan karena upayanya memberlakukan darurat militer, yang diikuti dengan pemakzulan Perdana Menteri Han Duck-soo.
Berdasarkan laporan Reuters, produk domestik bruto (PDB) Korsel hanya tumbuh 0,1% secara kuartalan menurut estimasi awal Bank Sentral Korea (BOK).
Ekonom dari Capital Economics, Shivaan Tandon, memperkirakan bahwa aktivitas ekonomi yang lemah dapat berlanjut dalam jangka pendek akibat krisis politik yang berlangsung serta prospek sektor konstruksi yang suram.
Selama tahun 2024, ekonomi Korsel tumbuh 2,0%, meningkat dari 1,4% pada tahun sebelumnya. Namun, BOK memproyeksikan pertumbuhan akan melambat menjadi 1,6%-1,7% pada tahun 2025, lebih rendah dari perkiraan potensi sekitar 2%.
Pada kuartal Oktober-Desember, PDB tahunan naik 1,2%, yang merupakan laju pertumbuhan paling lambat sejak kuartal kedua 2023.
Pada kuartal tersebut, belanja konsumen meningkat hanya 0,2%, sementara investasi perusahaan naik 1,6%, melambat dibandingkan kenaikan masing-masing 0,5% dan 6,5% pada kuartal sebelumnya.
Sebaliknya, investasi konstruksi turun 3,2%. Kinerja ekspor menunjukkan pemulihan moderat dengan kenaikan 0,3%, setelah sebelumnya turun 0,2%, terutama berkat permintaan semikonduktor di sektor teknologi AI.
Namun, ancaman tarif perdagangan dari Donald Trump terhadap mitra dagang utama Korsel dapat menjadi hambatan bagi pengiriman di masa depan. (nsp)
Load more