Jakarta, tvonenews.com - Upaya pemerintah untuk memperketat penempatan devisa hasil ekspor (DHE) ternyata mendapat dukungan dari dunia usaha. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Anindya Novyan Bakrie berharap adanya dampak positif dari kebjikan tersebut.
Dia menyebut, rencana pemerintah untuk menahan devisa hasil ekspor (DHE) menjadi 100 persen selama setahun positif bagi upaya meningkatkan cadangan devisa dan memperkuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
“Kadin (Kamar Dagang dan Industri) mendukung semua upaya pemerintah untuk memperkuat perkonomian nasional. Tujuan penahanan DHE adalah untuk memperkuat nilai tukar rupiah agar tidak terlalu volatile. Itu kami setuju. Apalagi cadangan devisa kita tidak besar,” ujar Anindya Novyan Bakrie menjawab pertanyaan pers, Rabu (22/1/2025).
Meski berdampak positif bagi nilai tukar rupiah dan cadangan devisa, menurut Anindya Bakrie, likuiditas dan kebutuhan dana investasi para eksportir perlu diperhatikan agar kebijakan yang memiliki tujuan baik ini tidak kontraproduktif bagi dunia usaha.
Anin sapaan akrab Anindya Bakrie menyebut, cash flow (arus kas) atau kebutuhan likuiditas para eksportir juga perlu diperhatikan, terutama saat mereka membutuhkan devisa untuk mengimpor bahan baku dan barang modal untuk investasi.“Para eksportir adalah juga importir, apalagi pelaku usaha yang bergerak di bidang industri manufaktur,” jelasnya.
Dengan penahanan DHE selama satu tahun, jelas Anin, para eksportir perlu mendapatkan solusi yang menguntungkan ketika mereka membutuhkan rupiah. Jika pelaku usaha mengalami kesulitan likuiditas dan dana investasi untuk ekspansi usaha, maka otomatis ekspor akan terganggu.
Menanti Insentif
Sebagai mitra pemerintah, para pelaku usaha, termasuk eksportir, yang tergabung di Kadin berperan aktif menggerakkan pembangunan nasional, mewujudkan pertumbuhan ekonomi 8 persen, melakukan ekspansi usaha, dan membuka lapangan pekerjaan baru.
Saat ini, pelaku usaha swasta berencana untuk terlibat lebih besar dalam pembangunan infrastruktur, sektor pertanian untuk ketahanan pangan, dan industri hulu hingga hilir. Jangan sampai rencana kolaborasi besar pemerintah-swasta-BUMN terganggu oleh kebijakan yang kurang mendukung.
“Kami yakin, pemerintah akan membuat kebijakan yang menguntungkan semua pihak demi lapangan kerja, stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi,” kata Anin.
Dia mengharapkan, insentif yang sedang dipersiapkan pemerintah dalam revisi PP baru tentang DHE memberikan keuntungan semua pihak. Di satu sisi bisa meningkatkan cadangan devisa, tapi eksportir juga tidak dirugikan.
Hingga Desember 2024, cadangan devisa yang dikuasai Bank Indonesia (BI) tercatat sebesar 155,7 miliar dolar AS, meningkat dari 135,9 miliar dolar AS tahun 2020. Namun jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan cadangan devisa Thailand dan Singapura pada periode yang sama, masing-masing, 237 miliar dolar AS dan 506,7 miliar dolar AS.
Sementara pada tahun 2024, ekspor Indonesia sebesar 264,7 miliar dolar AS, naik tipis dari tahun 2023, tapi turun dari 292,9 miliar dolar AS tahun 2022, saat pandemi masih mendera sebagian besar belahan dunia. Pada tahun 2024, ekspor Singapura sebesar 515 miliar dolar AS, Vietnam 453,7 miliar dolar AS, Malaysia 312,96 dolar AS, dan Thailand 280 miliar dolar AS. (hsb)
Load more