Jakarta, tvonenews.com – Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Novyan Bakrie berdiskusi dengan Presiden Afrika Selatan, Matamela Cyril Ramaphosa di sela-sela pertemuan tahunan World Economic Forum (Forum Ekonomi Dunia) di Davos, Swiss, Rabu (23/1/2025).
“Kami berdiskusi tentang persiapan KTT G20 di Johannesburg, Afrika Selatan pada November mendatang. Ini momen yang tepat karena beliau (Matamela Cyril Ramaphosa) merupakan Ketua G20, di mana Afrika Selatan akan menjadi tuan rumah KTT G20 tahun ini,” kata Anindya Bakrie lewat keterangan tertulis dari Davos.
Anindya Bakrie mengaku, eduanya membahas persiapan KTT G20 yang akan digelar di Johannesburg pada November 2025. Dalam diskusi tersebut, menurut Anindya Bakrie, Cyril Ramaphosa membicarakan solidaritas (solidarity), kesetaraan (equality), dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang menjadi tema penyelenggaraan KTT G20 di Afrika Selatan.
“Untuk pertama kalinya dalam sejarah, KTT G20 diselenggarakan di (benua) Afrika. Jadi, ini momen yang sangat spesial bagi kita semua, khususnya bagi Afrika Selatan,” tutur Anindya.
Sosok Cyril Ramaphosa
Sebagai informasi, Matamela Cyril Ramaphosa dikenal sebagai presiden yang kharismatik. Pria kelahiran 17 November 1952 ini menjabat sebagai Presiden Afrika Selatan sejak 2018. Sebelum menjadi Presiden Afrika Selatan, Cyril Ramaphosa menjabat sebagai Presiden Kongres Nasional Afrika (ANC).
Sebelumnya, dia dikenal sebagai aktivis antiapartheid, pemimpin serikat pekerja, dan pengusaha. Selain itu, Cyril Ramaphosa pernah menjabat sebagai Sekjen ANC era Nelson Mandela (1991- 1997) dan menjadi Wakil Presiden era Presiden Jacob Zuma (2014-2018). Cyril Ramaphosa kerap dijuluki sebagai negosiator ulung dan ahli strategi. Dia pun piawai berpidato.
Dalam pidatonya di Forum Ekonomi Dunia Davos, Rabu (22/1/2025) kemarin, Cyril Ramaphosa menyampaikan frasa yang menyentuh tentang kolaborasi. Menurut Cyril Ramaphosa, untuk mengatasi berbagai persoalan dunia, seperti kemiskinan, perang, dan perubahan iklim, para pemimpin dunia kembali dipanggil untuk memanfaatkan atribut manusia yang paling kuat sekaligus paling abadi, yakni kerja sama dan kolaborasi yang saling menguntungkan.
“Kerja sama adalah landasan peradaban manusia. Tanpa kerja sama dan kolaborasi – antara individu, kelompok individu, masyarakat di seluruh dunia, negara – umat manusia tidak akan dapat maju,” tandas Cyril Ramaphosa.
Dia mengutip pidato 30 tahun silam Presiden Afrika Selatan periode 1994 – 1999 Nelson Mandela, Cyril Ramaphosa mengatakan, “Ketergantungan kitalah yang menyatukan kita dalam satu rumah global bersama, melintasi lautan dan benua, menuntut kita semua untuk bersatu meluncurkan serangan global demi pembangunan, demi kemakmuran, dan kelangsungan hidup manusia.” (hsb)
Load more