Upaya pendaratan darurat dilakukan, tetapi pesawat keluar dari landasan pacu, menabrak struktur beton yang menopang antena navigasi, dan terbakar hebat. Kecelakaan ini tercatat sebagai salah satu insiden penerbangan paling mematikan di Korea Selatan.
Investigasi awal menunjukkan bahwa tabrakan dengan burung (bird strike) menjadi faktor utama insiden tersebut. Bulu dan darah burung ditemukan di kedua mesin pesawat.
Selain itu, struktur beton di ujung landasan pacu diduga memperparah dampak kecelakaan. Pemerintah Korea Selatan berencana mengganti struktur beton di Bandara Muan dengan material yang lebih mudah hancur untuk meningkatkan keselamatan penerbangan. Kebijakan serupa juga akan diterapkan di enam bandara lain di negara tersebut.
Bandara Muan ditutup sementara hingga 18 April 2025 untuk proses investigasi dan perbaikan. Pada 17 Januari 2025, temuan tambahan berupa bulu dan darah burung di kedua mesin pesawat semakin memperkuat dugaan bahwa bird strike menjadi penyebab utama kecelakaan.
Namun, penyelidikan lebih lanjut terhambat karena perekam data penerbangan (black box) berhenti merekam empat menit sebelum kejadian, sehingga menyulitkan rekonstruksi penuh dari insiden tersebut.
Tragedi ini membawa duka mendalam dan mendorong evaluasi besar-besaran terhadap prosedur keselamatan penerbangan di Korea Selatan. (nsp)
Load more