Secara umum, arah kebijakan AS di bawah kepemimpinan Trump berdampak pada meningkatnya ketidakpastian di pasar keuangan global. Kuatnya perekonomian AS, membaiknya pasar tenaga kerja, dan kebijakan tarif yang diterapkan menahan proses disinflasi, sehingga memengaruhi ekspektasi terhadap penurunan suku bunga acuan Fed Funds Rate (FFR).
Kebijakan fiskal ekspansif AS juga membuat imbal hasil (yield) obligasi US Treasury tetap tinggi, baik untuk jangka pendek maupun panjang. Di tengah meningkatnya ketegangan geopolitik global, minat investor terhadap aset keuangan AS pun semakin tinggi. Hal ini menyebabkan indeks dolar AS (DXY) terus menguat, memberikan tekanan pada nilai tukar mata uang di berbagai negara.
IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2025 tetap stagnan di angka 3,3 persen (yoy).
Di sisi lain, kebijakan Presiden Trump yang diumumkan pasca-pelantikan dinilai lebih moderat dibandingkan dengan ekspektasi pasar sebelumnya. Pemerintah Indonesia akan terus memantau perkembangan dinamika tersebut ke depannya. (ant/nsp)
Load more