Sebagai upaya mewujudkan kedaulatan pangan, lanjut dia, pemerintah telah mengimplementasikan kebijakan strategis, antara lain meningkatkan distribusi pupuk, menyediakan benih gratis, serta menyalurkan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara merata ke seluruh wilayah.
Ia menjelaskan bahwa pembenahan sektor pertanian tidak hanya berfokus pada beras, tetapi juga pada komoditas pangan lainnya.
Dia mengungkapkan, dalam kurun waktu tiga bulan pemerintahan Prabowo-Gibran, hasil positif mulai terasa. Di antaranya produksi pangan nasional menunjukkan peningkatan yang signifikan. Sehingga hal tersebut berpotensi mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor.
“Dampaknya sudah terasa. Produksi kita naik, dan karena Indonesia tidak lagi mengimpor, harga beras dunia turun drastis. Sebelumnya, kita adalah importir terbesar, tetapi sekarang kita mandiri,” ungkapnya.
Namun, Sudaryono juga mengingatkan adanya pekerjaan rumah yang harus segera diselesaikan, terutama terkait dengan kesiapan Perum Bulog dalam menyerap gabah selama panen raya, sesuai dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yang ditetapkan sebesar Rp6.500 per kg.
“PR kita saat ini adalah kesiapan Bulog dalam menyerap gabah selama panen raya, sesuai dengan instruksi Presiden. HPP-nya Rp6.500, dan ini harus dijalankan dengan optimal,” ucap Wamentan.
Dengan berbagai kebijakan dan upaya yang sedang dijalankan, dia menyatakan bahwa pemerintah berambisi untuk menjadikan Indonesia sebagai negara yang mandiri pangan dan berperan penting dalam pasar pangan global. (nba)
Load more