Jakarta, tvOnenews.com - Ada empat perusahaan besar di Indonesia yang mengalami kebangkrutan meski sebelumnya sangat sukses. Berikut penjelasan singkat penyebabnya:
Seven Eleven (7-Eleven)
Bangkrut pada 2017 karena salah target pasar, persaingan ketat dengan minimarket lokal, dan larangan penjualan minuman beralkohol yang mengurangi pendapatan utama.
Sariwangi
Merek teh legendaris ini bangkrut pada 2018 akibat gagal melunasi utang triliunan rupiah, ekspansi yang tidak terencana, serta persaingan yang semakin ketat.
Nyonya Meneer
Produsen jamu terkenal ini gulung tikar pada 2017 karena konflik internal keluarga pemilik yang melemahkan manajemen, ditambah dengan penurunan penjualan dan persaingan pasar.
Kodak
Pada 2012, Kodak bangkrut karena terlambat beralih dari bisnis film kamera ke teknologi digital, meski mereka merupakan pionir dalam teknologi tersebut.
Selain contoh di atas, kebangkrutan perusahaan umumnya disebabkan oleh:
Masalah Keuangan: Beban utang yang besar, arus kas buruk, atau penurunan penjualan.
Manajemen Buruk: Kesalahan strategi bisnis, kurangnya kemampuan manajerial, atau korupsi.
Tidak Mampu Beradaptasi: Gagal bersaing, perubahan tren konsumen, atau ketertinggalan teknologi.
Masalah Operasional: Operasional yang tidak efisien, kualitas produk buruk, atau gangguan rantai pasok.
Faktor Eksternal: Krisis ekonomi, perubahan regulasi, atau dampak bencana alam.
Kurangnya Inovasi: Perusahaan yang tidak mengikuti perkembangan pasar cenderung kehilangan daya saing.
Agar perusahaan tetap bertahan dan berkembang, penting untuk mengambil langkah-langkah strategis dalam mencegah kebangkrutan. Berikut adalah beberapa tips yang dapat dilakukan:
Load more