Para ahli kesehatan memperingatkan lonjakan penggunaan produk rokok elektrik dengan cairan yang dicampur zat ilegal, seperti pedem—istilah slang untuk senyawa sintetis berbahaya.
Pedem sering mengandung bahan kimia seperti ketamin dan amfetamin, yang dapat menyebabkan keracunan, kejang, halusinasi, hingga penyakit mental jangka panjang jika dikonsumsi terus-menerus.
Bahkan, pedem dijual secara daring di platform seperti TikTok dan Telegram dengan harga sekitar 100 ringgit (US$23) untuk dosis 10 mililiter.
Raja Azizan Suhaimi, Sekretaris Jenderal Dewan Penyalahgunaan Zat Malaysia (MASAC), menyatakan bahwa pedem murah, mudah ditemukan, dan dapat menyebabkan dampak kesehatan serius, termasuk gangguan mental permanen.
Mantan pengguna pedem, yang berbicara secara anonim, menggambarkan bagaimana obat ini merusak hidup banyak orang, termasuk seorang temannya yang kehilangan pekerjaan, keluarga, dan akhirnya didiagnosis bipolar.
Peningkatan konsumsi rokok elektrik berdampak signifikan pada sistem kesehatan Malaysia. Kementerian Kesehatan memperkirakan bahwa biaya pengobatan pasien dengan kerusakan paru-paru akibat vaping berlebihan dapat mencapai lebih dari US$80 juta per tahun pada 2030, dengan setiap rawat inap memakan biaya hingga 150.000 ringgit (US$33.482) untuk masa perawatan 12 hari.
Jika tidak ada langkah pengendalian, Dzulkefly Ahmad memperingatkan bahwa biaya perawatan kesehatan terkait vaping bisa melonjak hingga 369 juta ringgit setiap tahun pada 2030.
Load more