Nilai tukar mata uang Rubel Rusia anjlok ke level terendah di hari Senin lalu, usai negara-negara barat memblokade akses sejumlah Bank Rusia dari sistem pembayaran global. Di saat yang bersamaan, Kementerian Keuangan Amerika Serikat mengumumkan sanksi tambahan terhadap Bank Sentral Rusia.
Berbagai perusahaan telah mengumumkan rencana untuk mengurangi atau menarik diri dari Rusia, atau untuk menangguhkan operasi di Ukraina karena konflik. Bank sentral Rusia juga telah menaikkan suku bunga utamanya menjadi 20% dari 9,5% dalam upayanya menopang nilai tukar Rubel yang anjlok dan mencegah tergerusnya modal bank. Pasar saham Rusia sendiri masih ditutup pada hari Selasa.
Para Investor masih memantau ketat perkembangan di Ukraina sambil menunggu pengumuman terbaru dari The Fed selaku Bank Sentral AS dan pemerintah AS tentang kebijakan ekonomi. Gubernur Bank Sentral AS Jerome Powell akan berbicara di depan Kongres akhir pekan ini guna memberikan penjelasan mengenai rencana kenaikan suku bunga acuan.
Dalam sebuah laporan pada hari Jumat juga akan menunjukkan apakah kesolidan pasar tenaga kerja AS terus berlanjut di bulan Februari sehingga memudahkan jalan Bank Sentral AS untuk menaikkan suku bunga.(chm)
Load more