Sebelumnya, BMKG disebut mengalami efisiensi anggaran sebesar 50,35 persen atau Rp1,423 triliun dari total anggaran awal Rp2,826 triliun.
Pemotongan ini dikatakan berdampak pada pengadaan peralatan baru untuk operasional monitoring dan deteksi bencana di berbagai daerah.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, mengungkapkan bahwa efisiensi anggaran akan difokuskan pada belanja modal, termasuk pengadaan peralatan baru untuk operasional monitoring dan deteksi bencana.
“Efisiensi anggaran akan kami fokuskan pada, pertama, belanja modal pembelian peralatan baru untuk operasional monitoring dan deteksi,” kata Dwikorita, Sabtu (8/2).
Selain itu, BMKG juga akan memangkas anggaran perjalanan dinas, paket pertemuan, serta operasional perkantoran seperti pemakaian listrik dan AC.
Ritme kerja pegawai pun akan disesuaikan dengan skema Work From Office dan Work From Anywhere secara berimbang.
“Efisiensi anggaran juga akan difokuskan pada jaringan komunikasi dan suku cadang peralatan serta mesin,” jelas Dwikorita.
Load more