Jakarta, tvOnenews.com - PT Vale Indonesia menegaskan bahwa investasi perusahaan tetap aman meski harga nikel terus berfluktuasi. CEO PT Vale Indonesia, Febriany Eddy, menyatakan bahwa strategi efisiensi dan penguatan reputasi perusahaan menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas investasi di tengah ketidakpastian harga komoditas global.
Menurut Febriany, PT Vale Indonesia menerapkan strategi efisiensi yang ketat, terutama dalam hal pengeluaran modal (capital expenditure/capex) dan pengeluaran operasional (operational expenditure/opex).
"Ada yang namanya global cost curve, dia ada di jajaran kuartal ke berapa. Kalau di Vale, global cost curve ini jadi acuan. Kami harus di kuartal 1 dan 2, maksimum. Kami nggak akan investasi kalau dia di kuartal 3 dan 4," jelasnya.
Global cost curve adalah tolok ukur efisiensi biaya dalam industri nikel secara global. Vale Indonesia berkomitmen untuk selalu berada di kuartal pertama dan kedua dalam kurva tersebut, yang menunjukkan posisi kompetitif dan efisien dalam pengelolaan biaya.
"Kalau harga nikel turun, yang pertama kali akan terdampak adalah perusahaan yang paling tidak efisien. Kasarnya, 50 persen nggak akan bertahan dulu sebelum bisa pengaruhi kuartal 1 dan 2. Jadi, sangat-sangat penting menjaga efisiensi capex dan opex," tegas Febriany.
Dengan efisiensi biaya yang ketat, Vale Indonesia mampu bertahan dan tetap kompetitif meski harga nikel mengalami penurunan tajam.
Selain efisiensi, Febriany juga menekankan pentingnya menjaga reputasi perusahaan dengan menerapkan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) atau Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola.
"Sustainable nickel (nikel yang berkelanjutan) akan menjadi pilihan pertama," ujarnya.
Dengan penerapan prinsip ESG, Vale Indonesia tidak hanya fokus pada keuntungan semata, tetapi juga memperhatikan aspek keberlanjutan dalam setiap lini bisnisnya. Ini menjadi keunggulan kompetitif yang membuat Vale Indonesia dipandang sebagai mitra bisnis yang andal dan bertanggung jawab.
Febriany mengungkapkan bahwa Indonesia memiliki banyak perusahaan nikel, tetapi Vale Indonesia menargetkan untuk menjadi yang paling kompetitif dan memiliki reputasi terbaik di industri ini.
"Ketika ada pihak yang membutuhkan nikel, kami ingin Vale Indonesia menjadi pilihan utama," katanya.
Febriany menegaskan bahwa investasi Vale Indonesia tidak bergantung pada harga nikel semata. Pergerakan harga komoditas yang tidak bisa diprediksi bukanlah hambatan bagi perusahaan untuk terus melakukan pengembangan dan ekspansi bisnis.
"Harga bukanlah variabel yang bisa kami kontrol. Tapi efisiensi dan reputasi adalah faktor yang bisa kami kendalikan. Jadi, meski harga nikel naik turun, investasi kami tetap aman," jelasnya.
Pendekatan ini memungkinkan Vale Indonesia untuk tetap agresif dalam mengembangkan proyek-proyek baru, meskipun kondisi pasar sedang tidak stabil.
"Menurut kami, efisiensi itu sangat penting. Lebih penting itu daripada yang lain, karena itu bisa diukur. Kedua, reputasi. Keberlanjutan sangat-sangat penting," tutup Febriany.
Dengan strategi efisiensi yang ketat dan reputasi kuat di industri nikel global, Vale Indonesia membuktikan bahwa ketidakpastian harga komoditas bukanlah ancaman besar. Kombinasi antara pengelolaan biaya yang efektif dan penerapan prinsip keberlanjutan menjadikan Vale Indonesia sebagai pemain utama di industri nikel global.
Komitmen untuk terus menjaga efisiensi dan memperkuat reputasi menjadi modal utama Vale Indonesia dalam menghadapi dinamika pasar nikel di masa depan. Perusahaan optimistis bahwa strategi ini akan memastikan kelangsungan investasi dan memperkuat posisi Vale Indonesia sebagai pemimpin di industri nikel berkelanjutan. (ant/nsp)
Load more