Jakarta, tvOnenews.com - Kepala Ekonom Permata Bank Josua Pardede menyatakan penurunan aset saham dipengaruhi ketidakpastian global.
Sentimen ketidakpastian global cenderung diakibatkan berbagai kebijakan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait kebijakan tarif yang bisa secara mendadak diputuskan atau diberikan timbal balik dengan cepat.
Kebijakan tarif ini juga dinilai meningkatkan inflasi AS pada jangka pendek dan perlambatan ekonomi AS pada jangka menengah hingga panjang, yang kemudian meningkatkan risiko dari stagflasi AS.
Karena itu, lanjutnya, investor global cenderung lebih berhati-hati dalam menempatkan modal di aset-aset negara berkembang, sejalan dengan dampak kebijakan tarif AS yang luas.
Melihat kondisi dalam negeri, penurunan aset saham disebabkan kekhawatiran dari sisi prospek ekonomi domestik. Salah satunya berasal dari harga komoditas batu bara yang pada Februari 2025 menurun hingga 11,7 persen.
"Penurunan tajam IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) yang terjadi pada pekan lalu tidak lepas dari sentimen terkait dengan prospek pertumbuhan domestik akibat revisi ke bawah proyeksi ekonomi Indonesia oleh OECD (Organization for Economic Co-operation and Development), dari sebelumnya 5,2 persen menjadi 4,9 persen di tahun 2025," ujar Josua.
Load more