Keputusan pemerintah untuk membeli gabah seharga Rp6.500 per kilogram mendapat apresiasi dari DPR. Namun, Alex menegaskan bahwa kebijakan ini harus berjalan secara efektif di lapangan agar tidak hanya menjadi keputusan di atas kertas. Ketika panen raya berlangsung, harga gabah dan beras cenderung turun, sehingga Bulog harus hadir sebagai pembeli utama bagi petani.
“Ketika harga panen turun, Bulog seharusnya menjadi tumpuan utama bagi petani dalam menjual hasil panennya. Jangan sampai mereka justru kecewa karena tidak adanya kejelasan dalam mekanisme penyerapan,” ujar Alex.
Sebagai langkah nyata, Bulog perlu menyampaikan kejelasan mengenai teknis pembelian gabah dan beras kepada publik. Dengan demikian, petani dapat memperoleh kepastian bahwa hasil panennya tidak akan sia-sia dan bisa terserap dengan harga yang wajar.
DPR meminta agar kebijakan ini segera dijabarkan secara konkret di lapangan. Selain itu, Bulog diminta untuk terus berkoordinasi dengan pemerintah serta pihak terkait agar penyerapan hasil panen petani bisa dilakukan dengan optimal dan tanpa hambatan.
Dengan adanya langkah konkret dan kepastian kebijakan, diharapkan kesejahteraan petani dapat meningkat, sementara stabilitas harga beras di pasar tetap terjaga. Kini, giliran Bulog untuk memastikan bahwa kebijakan ini benar-benar berjalan demi kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional. (ant/nsp)
Load more