Kemenhub juga menegaskan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan maskapai penerbangan dan otoritas bandara untuk memastikan kelancaran arus mudik serta ketepatan waktu penerbangan. Saat ini, tingkat ketepatan waktu penerbangan domestik tercatat mencapai 82,47 persen, sementara untuk penerbangan internasional mencapai 86,81 persen.
Tak hanya sektor penerbangan, moda transportasi lainnya juga mencatat kenaikan jumlah penumpang. Data Posko Pusat Angkutan Lebaran Terpadu menunjukkan bahwa total penumpang angkutan umum pada H-7 meningkat 0,84 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dengan jumlah mencapai 857.583 orang.
Rinciannya adalah sebagai berikut:
Angkutan jalan: 125.545 penumpang (turun 1,33 persen)
Kereta api: 307.383 penumpang (naik 22,62 persen)
Penyeberangan: 177.122 penumpang (naik 22,62 persen)
Angkutan laut: 16.906 penumpang (turun 74,91 persen)
Secara kumulatif, dari H-10 hingga H-7, jumlah keberangkatan angkutan umum mencapai 3.622.313 orang, meningkat 35,65 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Moda transportasi yang mengalami lonjakan tertinggi adalah kereta api dengan total 1.281.590 penumpang atau naik 96,35 persen.
Pemerintah juga menerapkan kebijakan Work From Anywhere (WFA) dan Flexible Working Arrangement (FWA) sejak 24 Maret 2025 untuk mendistribusikan kepadatan arus mudik. Dengan kebijakan ini, diharapkan puncak mudik tidak terlalu menumpuk pada satu hari tertentu.
Budi Rahardjo berharap masyarakat dapat memanfaatkan kebijakan ini dengan baik untuk mengatur jadwal perjalanan lebih awal dan menghindari kemacetan. Kemenhub pun terus memantau perkembangan arus mudik guna memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat. (ant/nsp)
Load more