Jakarta, tvOnenews.com - Perang dagang sebagai sebuah istilah yang menggambarkan situasi di mana negara-negara memberlakukan tarif atau hambatan perdagangan lainnya untuk melindungi industri domestik mereka, telah menjadi topik hangat dalam beberapa tahun terakhir.
Ketegangan antara Amerika Serikat dan China, misalnya, telah memicu kekhawatiran tentang dampaknya terhadap ekonomi global. Namun, pada tahun 2024, babak baru perang dagang dimulai, melibatkan lebih banyak negara dan menciptakan ketidakpastian yang lebih besar di pasar internasional.
Dalam konteks ini, penting untuk memahami bagaimana perang dagang dapat mempengaruhi berbagai sektor ekonomi, termasuk pasar valuta asing atau forex. Bagi mereka yang belum familiar, apa itu trading forex? Ini adalah aktivitas jual beli mata uang asing yang biasanya dilakukan secara online.
Tujuannya adalah mencari keuntungan dari selisih nilai tukar mata uang yang diperdagangkan. Perubahan kebijakan perdagangan dan tarif dapat mempengaruhi nilai mata uang, sehingga trader forex harus selalu waspada terhadap perkembangan geopolitik yang dapat mempengaruhi pasar.
Salah satu dampak langsung dari perang dagang adalah peningkatan tarif impor, yang dapat menyebabkan kenaikan harga barang impor. Hal ini tidak hanya mempengaruhi konsumen yang harus membayar lebih mahal, tetapi juga produsen yang mengandalkan bahan baku impor untuk produksi mereka. Kenaikan biaya produksi dapat menyebabkan inflasi, yang pada gilirannya dapat menekan daya beli masyarakat.
Selain itu, perang dagang dapat mengganggu rantai pasokan global. Banyak perusahaan multinasional yang mengandalkan jaringan pemasok di berbagai negara untuk memproduksi barang mereka.
Ketika tarif dan hambatan perdagangan lainnya diberlakukan, aliran barang dan komponen antara negara-negara tersebut dapat terhambat, menyebabkan penundaan produksi dan peningkatan biaya. Gangguan ini dapat mempengaruhi ketersediaan produk di pasar dan menurunkan pendapatan perusahaan.
Load more