Purbalingga, Jawa Tengah - Pelaku bisnis, terutama UMKM banyak bertumbangan karena pandemi Covid-19. Tetapi tidak bagi perajin batok di Purbalingga. Mereka tetap eksis karena pesanan tetap stabil.
"Permintaan sejak dulu dari Jakarta, Surabaya. Lintas pulau ke Kalimantan, Sulawesi, dan Sumatera. Sekarang stabil normal seperti sebelum pandemi," ujar Sutrisno.
Kelurahan yang dijuluki kampung batok itu memang sejak dahulu menjadi sentra aneka alat rumah tangga, terutama alat dapur dari batok kelapa. Irus atau sendok sayur aneka ukuran menjadi produk unggulan.
Selain itu, centong nasi, spatula juga dibuat dari batang pohon kelapa sisa industri. Sekarang, beberapa perajin juga membuat aneka hiasan dan ornamen ruangan.
Di bengkel kerja miliknya, Sutrisno mempekerjakan enam orang. Ada bagian pemotongan hingga finsiging produk. Dia sendiri membuat pola produk yang akan dibuat.
"Dulu masih manual, sehingga pekerjanya lebih banyak. Sekarang banyak mesin, sehingga lebih cepat dan produk lebih standar," ujarnya.
Sejumlah bantuan dari pemerintah juga dirasakan oleh anggota paguyuban. Ada gedung workshop bersama lengkap dengan peralatan.
Kini, semua transaksi juga lebih mudah karena bisa dilakukan melalui smartphone. Pelanggan pedagang besar dari sejumlah daerah tinggal kontak, lalu pembayaran melalui transfer.(Sonik Jatmiko)
Load more