Walaupun peningkatan emisi mulai melambat, lanjut Aryanto, aksi perubahan iklim terbukti dengan menurunnya harga panel surya dan teknologi pembangkitan listrik tenaga angin secara signifikan.
Namun, upaya yang dilakukan saat ini masih sulit untuk mencapai target di bawah dua derajat Celcius. Bahkan diprediksi mencapai tiga derajat Celcius jika masih melakukan business as usual.
"Oleh karena itu, kita membutuhkan upaya yang luar biasa. Percepatan transisi menjadi kata kunci terkait hal ini," ucap Aryanto.
Ia menerangkan salah satu tantangan terbesar melakukan transisi adalah kebutuhan pendanaan dan memastikan transisi energi yang berkeadilan. Di satu sisi kita butuh pendanaan, memastikan modal kapital itu benar-benar kita dorong untuk memperkuat transisi energi.
Menurut dia, transisi energi yang berkeadilan juga menjadi sebuah tantangan terbesar. Keadilan harus ada tidak hanya negara-negara G20 termasuk juga negara-negara non G20, maka posisi ini menjadi sangat penting, termasuk mendorong praktik usaha berkelanjutan bagi para pengusaha sehingga dapat memobilisasi dana investor ke dalam negeri terhadap teknologi hijau.
"Selain itu, pemerintah dan pelaku usaha diminta untuk dapat membuat peta jalan transisi energi yang berkeadilan sekaligus transisi energi yang memastikan ekonomi hijau," kata Aryanto. (ant/ito)
Load more