2. Seimbangkan keuangan dan persiapkan dana darurat
Belajar dari pandemi, persiapkan dana darurat untuk skenario musibah atau malapetaka dalam rekening terpisah. Ada pun rumus umum yang dipergunakan oleh financial planner (perencana keuangan) ternama, yaitu nilai tabungan haruslah minimal 6 kali jumlah pengeluaran bulanan.
3. Diversifikasi risiko untuk keuntungan jangka panjang
Di samping produk tabungan untuk memulai kemerdekaan finansial, produk investasi seperti reksadana juga bisa menjadi opsi untuk melengkapi perencanaan keuangan masa depan.
4. Tetapkan skala prioritas
Hal ini merupakan upaya penting yakni menentukan skala prioritas dalam menyikapi keuangan untuk kemerdekaan finansial. Terapkan moda optimise value and save more ke seluruh aspek pengelolaan keuangan. Moda tersebut akan mendorong orang mendapatkan nilai lebih (value added) terhadap pengeluaran untuk kebutuhan hidup sehingga Nasabah pun masih dapat menyisihkan dana untuk kemerdekaan finansialnya.
Salah satu metode untuk mengendalikan pengeluaran bulanan yaitu 50/20/30[8] yang dicetuskan Elizabeth Warren, senator Amerika Serikat, dimana 50 persen disisihkan untuk needs (kebutuhan), 20 persen untuk savings (tabungan), serta 30 persen untuk wants (keinginan) dan jika kita aplikasikan saat ini ada yang bisa disisihkan untuk berdonasi atau sedekah rutin.
5. Investasi properti
Berdasarkan data Q2[9] 2021, Indonesia Property Market Index (IPMI) mencatat bahwa kenaikan indeks harga properti dari Q1 ke Q2 sebesar 2,24 persen dan 1,97 persen YoY, menggambarkan pertumbuhan tinggi biaya properti di masa mendatang.
Berkaca pada kondisi pasar properti yang mulai menggeliat di tahun 2021 ini, generasi milenials maupun masyarakat secara umum dapat menimba nilai investasi yang meningkat dari masa ke masa dan memberikan kemerdekaan finansial di kemudian hari. Tentunya, calon pemilik hunian harus juga jeli melihat prospek investasi rumahnya di masa mendatang seperti rawan bencana dan akses ke rumah tinggal tersebut. (ari/ant)
Load more