Tasikmalaya, Jawa Barat - Perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 3 di Kota Tasikmalaya Jawa Barat, dikeluhkan oleh pemilik kafe dan penjual kopi. Pasalnya, minat pengunjung untuk membeli kopi dan nongkrong di kafe turun drastis meski pemerintah memberikan kelonggaran berupa pengurangan jumlah tempat duduk dan batas jam operasional hingga pukul 20.00 WIB serta harus dengan menerapkan protokol kesehatan. Aturan ini dianggap tetap merugikan.
Menurut Yusep Maslul (27) salahseorang pemilik usaha kedai kopi di Jalan Purbaratu, Kota Tasimalaya, sejak diberlakukannya PPKM penghasilan usahanya menurun drastis. Hal itu disebabkan menurunnya minat pengunjung karena takut ditindak oleh Satgas Covid-19, meski sudah diberikan kelonggaran.
"Sekarang masanya PPKM penghasilan menurun drastis. Kalau kata pengunjung yang biasa berlangganan sih katanya takut dirazia satgas. Padahal, petugas sudah memberikan kelonggaran boleh dimakan di tempat sampai pukul 20.00 WIB," kata Yusep saat ditemui di kedainya, Selasa (24/8).
Menurut Yusep, sejak tiga bulan terakhir omzet di kedainya terbilang anjlok. Jika biasanya per malam bisa mendapat laba bersih sebesar Rp500.000, tetapi sejak pemberlakukan PPKM untuk bisa mendapatkan untung Rp150.000 pun sulit. Selain itu, yang semula dirinya mempunyai dua orang karyawan, kini diberhentikan dan dirinya bekerja sendiri lantaran tak ada uang untuk menggaji karyawan tersebut.
"Kalau dulu sih hari-hari biasa bisa dapat untung bersih 200 hingga 500 ribu per malam. Kalau sekarang boro-boro dapat laba, pengen dapet 150 ribu juga sulit. Sekarang pun saya bekerja sendiri, karena tak mampu bayar karyawan," ucap Yusep.
Pemilik kedai kopi berharap, pemerintah tak lagi memperpanjang PPKM ke depannya, agar geliat usaha kembali normal dan ekonomi kembali pulih. Pemilik kafe pun berjanji jika sudah dibebaskan untuk berjualan, akan menaati peraturan dan penerapan protokol kesehatan.
"Ya harapan saya sih gak ada perpanjangan lagi PPKM, karena kan kalau namanya konsumen ketakutan dirazia satgas pasti ada. Lihat saja, kursi di kedai saya hingga malam ini belum ada yang menduduki. Kami pun tetap akan menjalankan prokes, kok, jika pemerintah mulai membebaskan aktivitas berjualan," pungkas Yusep. (Denden Ahdani/act)
Load more