Jakarta - Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani memaparkan peranan APBN 2021 yang merupakan tahun kedua pandemi Covid-19.
Angka pertumbuhan ekonomi yang mencapai 3,69% di tahun 2021 menjadi tonggak pemulihan ekonomi Indonesia setelah masa lonjakan kasus Covid-19 oleh varian Delta di triwulan ke-3 tahun 2021.
Pada tahun 2021, pandemi Covid-19 terbagi dalam beberapa kuartal yang mana di kuartal pertama dan kedua vaksinasi baru saja dimulai secara masif.
Sementara, kuartal kedua dan ketiga menunjukkan lonjakan penularan Covid-19 varian virus Delta. Hal itu menyebabkan aktivitas perekonomian melemah karena pembatasan kegiatan masyarakat.
"Pertumbuhan ekonomi tahun 2021 sebesar 3,69% adalah pencapaian penting di dalam tonggak pemulihan ekonomi Indonesia. Angka 3,69% tidak mencerminkan kinerja merata sepanjang tahun. Kuartal satu yang masih negatif mendekati nol, kuartal kedua melonjak tinggi, dan kuartal ketiga merosot kembali akibat delta," paparnya dalam Rapat Paripurna DPR RI di Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (23/08/2022).
Hal itu merupakan pertumbuhan ekonomi yang menggambarkan ketidakpastian di masa Pandemi Covid-19 yang masih berfluktuasi sepanjang tahun 2021, terutama dengan pelaksanaan PPKM darurat pada saat meredam lonjakan kasus Covid-19 varian Delta di triwulan tahun tersebut.
Meskipun dalam situasi tidak pasti, Sri Mulyani, menjelaskan pemulihan ekonomi nasional kembali berjalan seiring meredanya kasus lonjakan Covid-19 yang ditandai dengan adanya peningkatan di berbagai bidang.
"Di dalam kondisi seperti itu, APBN 2021 menjadi instrumen yang sangat vital dalam mendorong pemulihan ekonomi meskipun dihadapkan pada tantangan pandemi Covid-19 yang masih belum berujung dan belum pasti," tandasnya.
Sri Mulyani menjelaskan bahwa produk domestik Indonesia berhasil melampaui level periode pra pandemi dengan kenaikan PDB perkapita sebesar 8,6% dari 57,3 juta rupiah perkapita pada 2020 menjadi 62,2 juta rupiah perkapita pada 2021.
Kemudian perbaikan ekonomi dan program perlindungan sosial berhasil menurunkan angka kemiskinan kembali ke level single digit yaitu 9,71% per September 2021 setelah sebelumnya melonjak pada level 10,19% per September 2020.
Adapun tingkat pengangguran terbuka menurun dari dari 7,07% pada Agustus 2020 menjadi 6,49% pada Agustus 2021. Sementara itu, menguatnya aktivitas ekonomi berhasil menyerap 2,6 juta orang angkatan kerja baru dalam kurun waktu Agustus 2020 - Agustus 2021.
"Peranan penting APBN di dalam menjaga kualitas sumber daya manusia ditunjukkan dengan meningkatnya indeks pembangunan manusia dari 71,94 pada 2020 tahun pertama pandemi dan meningkat menjadi 72,29 pada 2021 tahun kedua pandemi," jelasnya.
Di sisi lain besar inflasi pada 2021 sangat rendah yaitu 1,87% dibandingkan asumsi APBN. Harga komoditas global pun mulai meningkat di tahun 2021. Angka kemiskinan dan rasiogini juga lebih besar pada September 2020 dibandingkan Maret 2021.
"Berkat kerja keras kita semua dalam merespon dengan kebijakan yang cepat dan tepat maka pada September 2021 ketimpangan pendapatan di Indonesia mulai membaik lagi dengan ditandai oleh penurunan rasiogini baik di wilayah pedesaan maupun perkotaan," imbuhnya. (hsn/ppk)
Load more