Jakarta, - Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Suahasil Nazara menyebut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tetap dikelola secara optimis dan waspada untuk menghadapi 2023.
Ia mengatakan pemulihan aktivitas ekonomi dari dampak Covid-19 telah tampak sejak awal 2022 ini dengan pertumbuhan penerimaan perpajakan, yang juga ditopang oleh kenaikan harga komoditas.
Hanya saja pemerintah juga mewaspadai ketidakpastian perekonomian global karena konflik geopolitik, salah satunya di antara Rusia dan Ukraina, dengan mulai mengembalikan defisit anggaran ke bawah 3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) mulai 2023.
Menurut dia, tantangan yang dihadapi perekonomian nasional pada tahun 2023, tidak lagi pandemi Covid-19, tapi telah bergeser menjadi ketidakpastian global.
"Tapi bukan berarti setelah ini kita lengah menghadapi pandemi. Hanya saja, perekonomian yang tadinya berhenti karena pandemi sekarang harus mewaspadai ketidakpastian global," ' ucapnya.
Pandemi Covid-19 dan ketidakpastian global, lanjut dia, perlu menjadi perhatian utama akademisi ekonomi, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat.
"Cara kita menangani perekonomian tidak bisa hanya menggunakan teori ekonomi, tetapi beyond economics yang arahnya juga penanganan pandemi dan ketidakpastian global. Kita harus selalu mampu menyeimbangkannya," ucapnya.
Sebelumnya, Presiden Jokowi menyebutkan dalam pidato kenegaraan belanja negara dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2023 akan mencapai Rp3.401,7 triliun. Sedangkan, pendapatan negara ditarget mencapai Rp2.445,6 triliun. (ant/put)
Load more