Badung, Bali - Indonesia dan China berencana menggelar Konferensi Meja Bundar Kewirausahaan (ERC) G20. ERC G20 bertujuan untuk mendukung pengembangan kewirausahaan yang berkelanjutan dan inklusif, serta penciptaan lapangan kerja yang lebih stabil.
Rencana tersebut mengemuka saat Sekjen Kemenaker Anwar Sanusi menggelar pertemuan bilateral dengan delegasi China di sela-sela hari pertama Pertemuan ke-6 Kelompok Kerja Ketenagakerjaan G20 (EWG Meeting) di Bali hari ini.
Anwar Sanusi menjelaskan, Indonesia sebagai G20 EWG Presidentcy akan bekerjasama dengan Pemerintah China untuk melakukan side event G20 ERC pada 20 Oktober 2022 secara hybrid di Indonesia dan China. Acara ini akan melibatkan negara-negara anggota G20, organisasi internasional, pengusaha, akademisi, dan pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan masalah kewirausahaan dan perluasan kesempatan kerja.
“Saat ini, ERC dan Pemerintah Indonesia sedang melakukan diskusi untuk finalisasi acara dan menentukan panelis yang akan terlibat, serta kontribusi untuk acara tersebut,” ujar Anwar.
Ia menjelaskan, gagasan ERC G20 muncul sebagai dukungan terhadap isu-isu prioritas yang diangkat oleh Presidensi G20 Indonesia dalam forum EWG G20, khususnya isu penciptaan lapangan kerja berkelanjutan menuju dunia kerja yang terus berubah.
Melalui acara ini, para delegasi diharapkan dapat menggali metodologi dan best practice yang lebih efektif dalam mempromosikan kewirausahaan, guna memperluas penciptaan lapangan kerja yang berlaku di negara-negara G20.
“Selain itu, kami berharap kerja sama antar negara anggota G20 dapat semakin diperkuat dan diperluas untuk saling berkomitmen dalam mendukung pengembangan kewirausahaan masing-masing negara,” ujarnya.
Selain ERC G20, pertemuan bilateral ini juga membahas tentang penguatan kerja sama dalam menindaklanjuti Adaptive Labour Protection, serta penguatan kerja sama di bidang ketenagakerjaan dengan Pemerintah China dalam peningkatan kapasitas SDM fungsional pegawai Mediator Hubungan Industrial. (rul/ner)
Load more