Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Senin pagi terkoreksi seiring pelaku pasar yang menantikan rilis data inflasi domestik untuk bulan September.
IHSG dibuka melemah 34,73 poin atau 0,49 persen ke posisi 7.006,06. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 turun 6,15 poin atau 0,61 persen ke posisi 1.005,33.
"Investor menantikan data-data penting pada awal bulan seperti data inflasi, data GDP Indonesia serta data-data dari market global lainnya," tulis Tim Riset Surya Fajar Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Senin.
Untuk seminggu ke depan, pergerakan IHSG diperkirakan masih relatif datar atau sideways di 6.460-6.680 dan mencoba untuk menembus resisten di 6.690-6.700.
Dari eksternal, indeks saham di bursa Wall Street bergerak menguat. Kenaikan bursa karena saham Microsoft naik signifikan, mengimbangi penurunan saham Apple dan Amazone.
Hingga Jumat pagi, 82,1 persen dari 279 perusahaan melampaui ekspektasi pendapatan. Data indeks belanja konsumen AS justru meningkat selama September lalu, meskipun ada peningkatan tekanan inflasi.
Sementara itu bursa saham Asia kembali bergerak variatif. Pemerintah China baru meresmikan peraturan untuk bursa yang baru untuk mengakomodasi pendanaan pasar modal bagi perusahaan rintisan atau startup.
Bursa Shanghai naik karena kenaikan saham kesehatan dan teknologi informasi atau IT. Bursa Jepang naik setelah adanya optimisme atas membaiknya proyeksi perusahaan domestik menjelang pemilihan umum.
Sedangkan bursa saham Eropa relatif melemah dan datar, karena lonjakan imbal hasil atau yield obligasi sehingga membuat saham-saham berbasis komoditas dan energi terkoreksi. Penurunan saham komoditas juga dipicu oleh penurunan harga komoditasnya.
Bursa saham regional Asia pagi ini antara lain Indeks Nikkei melemah 413,14 poin atau 1,56 persen ke 26.008,91, Indeks Hang Seng naik 1,37 poin atau 0,01 persen ke 17.167,24, dan Indeks Straits Times meningkat 1,29 poin atau 0,04 persen ke 3.116,37. (ant/ito)
Load more