Jakarta - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati mengatakan perekonomian dunia saat ini sedang dalam keadaan bahaya. Ia menegaskan bahwa inflasi yang tinggi, krisis energi dan pangan, perubahan iklim, serta konflik geopolitik, menempatkan perekonomian global dalam kondisi menantang.
Hal itu disampaikan Sri Mulyani pada pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral (FMCBG) ke-4 di Washington DC, Amerika Serikat (AS).
"Kita bertemu lagi saat situasi ekonomi global semakin menantang. Dan saya tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa dunia dalam keadaan bahaya," kata Sri Mulyani, yang disiarkan di Youtube Kementerian Keuangan, Kamis 13 Oktober 2022.
Sri Mulyani menjelaskan, saat ini dunia sedang menghadapi risiko yang semakin meningkat. Hal itu diantaranya, inflasi yang tinggi, krisis energi dan pangan, perubahan iklim, serta konflik geopolitik.
"Perang di Ukraina terus memperburuk keamanan pangan global dan krisis gizi,dengan harga energi yang tinggi dan bergejolak, harga makanan dan pupuk yang tinggi dan tidak stabil. Kebijakan perdagangan yang membatasi dan gangguan rantai pasokan," jelasnya.
Menurutnya, pandemi dan perang di Ukraina telah mempengaruhi harga energi maupun pangan di sebagian besar negara di dunia. Di mana, untuk negara berkembang utamanya yang bergantung pada impor energi menghadapi beban yang berat.
Dengan demikian jelasnya, hal tersebut telah membuat banyak negara melakukan pengetatan kebijakan moneter yang kuat. Pengetatan moneter itu dilakukan dengan menaikkan suku bunga acuan secara signifikan.
"Meningkatkan inflasi, naiknya suku bunga global dan mengetatkan likuiditas meningkatkan risiko kesulitan, tekanan utang. Tidak hanya di negara-negara berpenghasilan rendah tetapi juga negara-negara berpenghasilan menengah dan bahkan maju," ujarnya.
FMCBG atau Finance Ministers and Central Bank Governors’ Meeting adalah pertemuan tingkat menteri keuangan dan gubernur bank sentral negara-negara anggota G20. FMCBG ke-4 saat ini dilakukan di Washington DC, Amerika Serikat. (ito)
Load more