Jakarta - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta jelang akhir pekan masih terus melemah dipengaruhi sentimen negatif global.
"Pergerakan rupiah emang lebih banyak sentimen dari global, terutama karena dolar AS terus menguat terhadap mata uang lainnya," kata Ekonom Senior Mirae Asset Sekuritas Rully Arya Wisnubroto saat dihubungi di Jakarta, Jumat.
Rully menyampaikan beberapa mata uang negara berkembang saat ini memang melemah signifikan, terutama yen dan pound sterling.
"Memang terjadi gejolak, ketidakpastian politik di Inggris, sedangkan yen melemah karena BoJ masih menerapkan kebijakan moneter yang ekstra longgar di tengah tren kenaikan suku bunga di negara-negara lainnya," ujar Rully.
Dari domestik, lanjut Rully, kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia dinilai cukup, tidak terlalu tinggi tapi juga tidak terlalu rendah.
"Terlalu tinggi dikhawatirkan mengganggu pemulihan ekonomi, berpotensi menyebabkan perlambatan ekonomi yang lebih dalam. Kenaikan suku bunga juga tidak terlalu rendah, sehingga dapat menjaga spread dengan Fed Fund Rate" kata Rully.
Load more