“Prosesnya mengalami tahapan seperti bayi, jadi mulai dari penanaman, pemetikan, sampai ke pengolahan, diproses kemudian diracik, seluruh prosesnya dilakukan secara handmade jadi memang benar-benar menghasilkan produk kualitas premium,” kata Rizal.
Bukan hanya berhasil menciptakan produk kelas ekspor, Golden Djawa juga memberdayakan ekonomi rakyat melalui Koperasi Produsen Kertanegara yang saat ini memiliki 10.000 anggota dengan 6.000 anggota koperasi yang turut terlibat langsung dalam proses produksi.
“Setidaknya ada 6.000 anggota koperasi yang terlibat untuk membuat 1 buah cerutu. Keterlibatan Koperasi Produsen Kertanegara pada proses produksi diharapkan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional,” kata Rizal.
Melalui ajang Future SMEs Village sebagai side event dari Presidensi G20 Indonesia, cerutu buatan Golden Djawa ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para delegasi anggota G20 dengan menampilkan produk-produk premium buatan dalam negeri.
Golden Djawa memiliki harapan besar pada ajang G20 ini agar branding “Proudly premium product from Indonesia” semakin mendunia. Selain keinginan agar Indonesia dikenal memliki produk cerutu kelas premium yang bisa dibanggakan di level internasional.
“Kita harus memperkenalkan kepada perwakilan negara G20 bahwa kita punya cigar yang bisa mewakili cigar diplomasi atau cigar lifestyle, yang selama ini identik ke Amerika Latin dan Eropa,” katanya.
Future SMEs Village yang diselenggarakan pada 10-19 November 2022 sebagai rangkaian side event G20 itu nyatanya berhasil membawa Golden Djawa untuk bisa memperoleh partnership dan relationship dengan konsumen maupun mitra bisnis untuk mengembangkan usaha ke depan. (hms/mii)
Load more