Ciamis,Jawa Barat - Sudah lebih dari sepekan ini, harga telur di Ciamis, Jawa Barat, anjlok. Namun harga pakan kini justru melambung tinggi. Akibatnya, sebagian peternak ayam sudah gulung tikar dan sebagian lain masih bertahan. Seperti yang dialami oleh Akaw (55), peternak ayam telur di Sindangsari, Ciamis kini hanya memelihara 500 ekor ayam petelur saja dari sebelumnya mencapai 17 ekor ayam.
Akaw mengaku terpaksa menjual ayamnya untuk menutupi harga pakan yang terus naik. Sementara harga jual telur kini justru anjlok. Bahkan Akaw terpaksa harus merumahkan sebagian besar karyawannya lantaran sudah tidak mampu untuk menggajinya.
“Bila kondisi ini terus terjadi hingga menjelang akhir tahun nanti, dipastikan saya akan menjual sisa ayam ini dan gulung tikar, buat apa saya pelihara ayam kalau tidak menguntungkan justru merugikan” ungkap Akaw kepada tvonenews.com, Kamis(30/9).
Dari delapan kandang ayam, kini hanya dua kandang saja yang terisi oleh ayam petelur dan itu pun hanya terisi setengah kandang. Meski bertahan, Akaw mengaku sulit untuk mengembalikan modal yang tergerus harga telur yang anjlok tersebut. Menurut Akaw, kondisi ini merupakan yang terburuk ditahun 2021.
Lanjut Akaw, kondisi ini diperparah dengan kualitas pakan yakni jagung yang kini jelek. Akibatnya kualitas telur yang dihasilkan menjadi buruk. Daya beli masyarakat juga dinilai menurun. Akaw menuturkan, di masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarkat (PPKM) seharusnya daya beli warga bisa meningkat mengingat banyak aktivitas yang dibatasi dan warga cenderung lebih banyak diam di rumah.
“Saya tidak mengerti kenapa di masa PPKM ini harga telur justru anjlok, harga pakanmalah naik, warga lebih banyak beraktivitas di rumah loh,” tambah Akaw.
Dari tingkat peternak kini untuk 1 kilogram telur dijual Rp14 ribu sementara dipasar kini dijual seharga Rp17 ribu per kilogram. Padahal biasanya untuk 1 kilogram telur dijual kisaran Rp21 ribu hingga Rp22 ribu. Peternak pun mengalami kerugian kisaran Rp5 ribu per kilogramnya.
Load more