Indramayu, Jawa Barat - Perasaan lega kerap dirasakan Asep Dede Slamet (41) karena tak lagi harus menaiki tiang flare stack untuk sekedar menyalakan gas suar secara manual di tempatnya bekerja yakni Pertamina EP Zona 7 Jatibarang Field.
Flare Stack biasa digunakan dalam sumur minyak sumur gas, alat-alat pemboran, kilang, plant kimia, serta Stasiun Pengumpul minyak dan gas alam. Fungsinya untuk membakar gas kotor yang tak dapat diolah saat minyak diambil dari dalam bumi.
Teknologi tersebut bernama System Ignition Automatic Spark to Energize Pilot Flare atau disingkat Si Asep. Asep bersama tim lain mengaku penemuan tersebut merupakan solusi ditengah situasi kerja yang penuh resiko.
"Sebelumnya untuk menyalakan flare stack pakai manual mas. Kalau tidak pakai galah ya pakai petasan dan itu harus naik dulu ke tiang setinggi 50 meter," ujar dia, Jumat, (09/12/2022).
Asep dan rekan-rekan kerjanya membutuhkan waktu hingga 5 jam untuk menyalakan api flare. Tak sedikit resiko kecelakaan kerja mereka hadapi.
Salah satunya pernah terbakar di bagian punggung saat pekerja Pertamina hendak menyalakan flare stack menggunakan Galah.
Load more