Pati, Jawa Tengah - Setelah tiga bulan lalu sempat melonjak diharga Rp.50 ribu per kilogram, harga jual jangkrik sebagai pakan burung kicau dan ikan hias kini anjlok menjadi Rp16 ribu per kilogram.
Salah seorang pembudidaya jangkrik, Hanif Fatoni, menuturkan, sejak sebulan terakhir harga jual jangkrik mengalami terjun bebas.
“tiga bulan lalu harga jangkrik dikisaran Rp 50 ribu per kilogram, namun sejak sebulan terakhir harganya terus mengalami penurunan. Dan puncaknya saat ini harganya anjlok hanya Rp 16 rupiah per kilogramnya,” Ujar Hanif Fatoni.
Fatoni mengaku, bila dikalkulasi hasil panen dengan harga jual yang sekarang, tidak menutup modal yang sudah dikeluarkan. Belum lagi pengeluaran untuk pakan tambahan dan tenaga.
“Untuk harga bibit telur saja masih terbilang tinggi yakni Rp 200 ribu per kilogram, dan hanya bisa ditebar pada dua kotak kandang saja. Sementara untuk harga pakan (voer) Rp 400 ribu per zak ukuran 50 kilogram hanya cukup untuk pakan satu kotak saja dalam sebulan panen. Padahal, satu kotak maksimal hanya menghasilkan panen 50 sampai 60 kilogram saja," keluhnya.
Pembudidaya jangkrik lainnya, Teguh Prasetyo berharap harga kembali normal, dengan campur tangan pemerintah. Sehingga dapat mendongkrak harga jual.
“Selama ini, para pembudidaya jangkrik masih ketergantungan dengan para tengkulak dalam menjual hasil beternak jangkrik,” kata Teguh Prasetya.
Para peternak jangkrik menduga anjloknya harga jual jangkrik ini disebabkan karena melimpahnya stok jangkrik karena musim panen jangkrik
Anjloknya harga jual jangkrik saat ini menjadi pukulan telak bagi para pembudiaya jangkrik di Desa Bumiharjo Kecamatan Winong Kabupaten Pati Jawa Tengah.
Pasalnya, ini merupakan satu-satunya sumber mata pencaharian yang diharapkan dapat menopang perekonomian keluarga di masa pandemi saat ini.
Sedikitnya ada sekitar 40 warga di desa setempat yang menggantungkan hidupnya dengan membudidayakan jangkrik.
Untuk menaikkan harga jual jangkrik, para peternak jangkrik di Desa Bumiharjo, Kecamatan Winong, Kabupaten Pati sudah berupaya mencari pengepul hingga ke berbagai daerah. Namun hasilnya nihil, kalaupun ada harga jualnya masih rendah.
Untuk menghindari kerugian yang lebih besar, sejumlah pembudidaya jangkrik memilih untuk berhenti sementara waktu membudidayakan jangkrik hingga harga normal kembali. (Abdul Rohim/Buz)
Load more