Jakarta - Sepanjang tahun 2022, sebanyak 11,76 juta ton produk pupuk dan 7,07 juta ton produk non-pupuk diproduksi oleh PT Pupuk Indonesia (Persero). Demikian disampaikan Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman di Jakarta, Kamis (5/1/2023).
Bakir mengatakan total produksi pupuk perseroan terdiri dari urea sebanyak 7,46 juta ton, NPK 3,39 juta ton, SP-36 sebanyak 172.878 ton, ZA sebanyak 718.270 ton, dan ZK sebanyak 13.192 ton, yang berasal dari produksi PT Petrokimia Gresik, PT Pupuk Kujang Cikampek, PT Pupuk Kaltim, PT Pupuk Iskandar Muda, PT Pupuk Sriwidjaja Palembang.
Sedangkan produk non-pupuk terdiri dari amoniak sebesar 5,95 juta ton, asam sulfat sebesar 889.042 ton, asam fosfat sebesar 222.388 ton, dan AlF3 sebesar 9.323 ton.
"Pencapaian itu berkat kerja keras para insan Pupuk Indonesia grup yang selalu menjaga pabrik agar tetap beroperasi secara optimal," kata dia.
Menurut Bakir, capaian produksi tersebut menandakan perusahaan mampu memastikan kehandalan pabrik, jaminan pasokan bahan baku, dan kehandalan distribusi, baik dari sisi bahan baku maupun produk di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Pada 2023 perseroan mengestimasikan produksi mencapai 19,44 juta ton yang terdiri dari produksi pupuk sebesar 12,30 juta ton dan produksi non-pupuk sebesar 7,14 juta ton. Angka itu diproyeksikan mampu memenuhi kebutuhan pupuk bersubsidi sepanjang tahun ini.
Berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor 734 Tahun 2022, total alokasi pupuk subsidi tahun ini sebanyak 9,01 juta ton, terdiri dari 5,57 juta ton urea, 3,23 juta ton NPK, serta 211.003 ton NPK formula khusus, dengan harga eceran tertinggi masing-masing Rp2.250, Rp2.300, dan Rp3.300 per kilogram.
Load more