Pada 2022 Pupuk Indonesia telah menyalurkan 7,40 juta ton (unaudited) pupuk bersubsidi atau setara 95 persen, terdiri dari 3,88 juta ton urea, 2,89 juta ton NPK, 163.467 ton SP-36, 220.439 ton ZA, dan 233.889 ton pupuk organik.
Penyaluran pupuk bersubsidi tersebut, lanjutnya, didukung sembilan kapal, 6.151 truk, jaringan distributor sekitar 1.000 unit, dan sekitar 28.000 Kios Pupuk Lengkap (KPL).
Lebih jauh Bakir mengungkapkan pihaknya telah meneken Surat Perjanjian Jual Beli (SPJB) pupuk subsidi 2023 dengan .013 distributor yang berkomitmen menyalurkannya.
“Kami menargetkan penyaluran bisa optimal mendekati 100 persen dari alokasi yang diterbitkan pemerintah. Pupuk Indonesia memohon komitmen seluruh mitra penyalur atas kerjasamanya,” ujarnya.
Pupuk Indonesia mengimbau kepada seluruh distributor untuk menerapkan sistem digitalisasi yang telah dikembangkan dan diimplementasikan Pupuk Indonesia, yaitu Aplikasi Rekan. Sistem itu dapat mendukung pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi berjalan optimal serta sesuai prinsip enam tepat, yaitu tepat mutu, tepat jumlah, tepat jenis, tepat harga, tepat waktu dan tepat tempat.
Dari sisi stok pupuk bersubsidi secara nasional tercatat mencapai 811.998 ton per tanggal 3 Januari 2023. Angka itu setara 264 persen atau cukup untuk memenuhi kebutuhan pupuk selama tiga minggu ke depan atau sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Adapun rincian stok pupuk bersubsidi yang tersedia pada lini III terdiri dari urea sebanyak 495.647 ton dan NPK sebanyak 316.351 ton. (ant/ito)
Load more