Jakarta - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko menyelenggarakan kegiatan mempromosikan produk baru Saving Bond Ritel.
Hal ini seiring dengan semakin meningkatnya capaian penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) Ritel pada tahun 2020 sebesar Rp76 triliun, 2021 sebesar Rp97 triliun, dan 2022 sebesar Rp107 triliun.
Sehingga pada tahun 2023, pemerintah Indonesia memasang target tinggi pada penerbitan SBN Ritel sebesar Rp 130 triliun melalui seri Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Negara Ritel (SR), Saving Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST), serta Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).
Mengawali penerbitan SBN Ritel tahun 2023, Pemerintah mulai menawarkan SBR seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 (dual tranches) dengan total target awal Rp10 triliun, dengan masing-masing memiliki tenor 2 tahun kupon 6,15 persen dan tenor 4 tahun kupon 6,35 persen pada 19 Januari-9 Februari 2023.
"Berkaca dari pengalaman penerbitan SBN Ritel sebelumnya, banyak calon investor yang tidak berhasil mendapatkan alokasi karena kuota yang ditawarkan sudah terlanjur habis," kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko, Suminto, di Avenue of Stars, Jakarta Selatan, pada Sabtu (21/1/2023).
"Oleh karena itu, calon investor diimbau untuk segera memanfaatkan kesempatan ini, karena penawaran SBN Ritel melalui platform online dilakukan berdasarkan first come, first served, siapa cepat dia dapat," sambung dia.
Suminto mengajak masyarakat Indonesia untuk tetap optimis dan tetap positif menghadapi ketidakpastian di tahun 2023 serta tidak perlu panik dengan isu-isu yang berkeliaran. Kecemasan yang berlebih akan mengganggu bahkan berpengaruh pada kesehatan mental.
Load more