Sehingga pada tahun 2023, pemerintah Indonesia memasang target tinggi pada penerbitan SBN Ritel sebesar Rp 130 triliun melalui seri Obligasi Negara Ritel (ORI), Sukuk Negara Ritel (SR), Saving Bond Ritel (SBR), dan Sukuk Tabungan (ST), serta Cash Waqf Linked Sukuk (CWLS).
Mengawali penerbitan SBN Ritel tahun 2023, Pemerintah mulai menawarkan SBR seri SBR012-T2 dan SBR012-T4 (dual tranches) dengan total target awal Rp 10 triliun, dengan masing-masing memiliki tenor 2 tahun kupon 6,15% dan tenor 4 tahun kupon 6,35% pada 19 Januari-9 Februari 2023.
Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) kembali menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps atau 0,25 persen di bulan Januari 2023. Jika diakumulasikan, dalam 6 bulan berturut-turut Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga sebanyak 2,25 persen menjadi 5,75 persen.
Kenaikan ini tentu berdampak pada pasar finansial hingga sektor rill. Dari pasar finansial, terutama bursa saham, Bank Indonesia bisa mendapat keuntungan besar dari kenaikan suku bunga selama 6 bulan beruntun.
“Kami mengatakan bahwa kenaikan yang 25 bps ini kenaikan secara terukur. Dengan kenaikan 225 bps secara akumulatif sejak Agustus sampai Januari ini, BI menilai kenaikan ini memadai,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo, di Gedung Thamrin Bank Indonesia, Jakarta Pusat, dikutip pada Jumat (20/1/2023).
Hal ini disebabkan tingkat inflasi yang tinggi akibat melonjaknya harga energi, terus menjadi fokus utama perekonomian negara-negara dunia, tak pelak dalam negeri. Untuk itu, BI tengah berupaya meredam inflasi lewat kenaikan tingkat suku bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR).
Lebih lanjut, Perry memastikan bahwa kebijakan suku bunga BI ini diarahkan untuk menekan angka inflasi agar kembali pada target BI 2 persen hingga 4 persen pasca penyesuaian harga BBM.
Load more