Bogor, tvOnenews.com - Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Fatah Pasirangin, Cileungsi, Bogor, Jawa Barat berhasil melakukan panen perdana sayuran hidroponik dengan sistem demonstration plot atau demplot pada Minggu (19/3/2023).
Pembina Utama Ponpes Al-Fatah se-Indonesia Imaam Yakhsyallah Mansur menjelaskan bahwa mandiri pangan merupakan salah satu dari kewajiban masyarakat Islam.
“Kewajiban masyarakat Islam itu tiga, pertama menyembah Allah, kedua mewujudkan ketahanan pangan dan ketiga mewujudkan keamanan, itu merupakan kandungan dari Al Quran Surah Quraisy,” katanya.
Guna mewujudkan ketahanan pangan di era modern ini, umat Islam harus bisa memanfaatkan lahan semaksimal mungkin. Bahkan jika lahan itu sangat terbatas, dapat dilakukan dengan metode hidroponik.
“Ini salah satunya, lahan terbatas menghasilkan panen perdana sayuran hidroponik,” kata Imaam.
Makanan berkualitas untuk umat
Panen perdana demplot hodroponik ini, menjadi langkah awal dalam upaya mengembangkan pertanian berkelanjutan di banyak tempat dan memperkuat ketahanan pangan bagi umat.
“Kita harus terus berinovasi dalam pengembangan pertanian agar bisa menghasilkan makanan yang cukup dan berkualitas untuk umat," ujar Imaam.
"Saya berharap, petani-petani di mana saja bisa ikut mengembangkan pertanian hidroponik untuk memperkuat ketahanan pangan,” imbuhnya.
Praktisi dan Konsultan Pertanian Hidroponik Ponpes Al Fatah Aji Sumantri menyampaikan bahwa hidroponik merupakan salah satu teknik pertanian modern tanpa tanah sebagai media tanam melainkan menggunakan air dan nutrisi yang terkandung dalam larutan khusus.
“Metode ini memungkinkan petani untuk memperoleh hasil panen yang lebih cepat, lebih banyak, dan lebih berkualitas, dibandingkan dengan metode konvensional,” jelas Aji.
Dengan hidroponik demplot petani bisa menghasilkan sayuran segar dan sehat sepanjang tahun tanpa tergantung pada musim dan cuaca.
“Selain itu, teknik hidroponik juga dapat menghemat penggunaan air dan pupuk dan hasilnya dapat berlimpah dengan kualitas baik sehingga harganya juga tinggi,” ungkap Aji.
35 hari langsung panen
Sementara itu Pelaksana Program Demplot Hidroponik Ponpes Al Fatah Samsuri mengungkapkan bahwa untuk menghasilkan sayuran hidroponik jenis selada air dan pakcoy hanya membutuhkan waktu 35 hari.
“Prosesnya mulai dari penyemaian tujuh hari, kemudian ditanam di media tanam dan setelah 28 hari bisa dipanen. Jadi hanya perlu waktu sekitar 35 hari sudah menghasilkan,” katanya.
Pimpinan Majelis Wakaf Jama’ah Muslimin (Hizbullah) Syafril Lubis menjelaskan bahwa diperlukan perlakuan khusus dalam mengelola lahan sempit agar produktif sehingga kelestariannya dapat dijaga secara berkelanjutan.
“Model demplot bisa memanfaatkan lahan sempit agar produktif, juga memerlukan bibit unggul sebab lahannya terbatas, hasil panennya juga cukup bagus,” kata Syafril pada Sabtu (18/3/2023).
Menurutnya hal ini sangat membantu warga yang memilik lahan terbatas untuk mendapatkan ilmu bercocok tanam menggunakan model demplot agar bisa diketahui estimasi biaya dan hasil produksinya.
Syafril mempersilakan ibu-ibu sekitar bisa memanfaatkan lahan yang ada di rumah untuk demplot. Biaya pembuatan Demplot di Ponpes Al-Fatah membutuhkan lahan 5 x 7 meter2 dengan biaya yang dikeluarkan 15 juta.
Program ini bisa membantu pesantren mengembangkan unit usaha dan melatih santri untuk bisa bertanam. Model demplot bisa dikembangkan selama 24 hari dan hanya membutuhkan air dan nutrisi cair.
“InsyaAllah kita bisa memberikan pelatihan taman demplot hidroponik. Panen perdana demplot hidroponik ini meningkatkan hasil pertanian yang berkualitas untuk meningkatkan kesejahteraan umat,” ujarnya.
Selain bisa memanfaatkan lahan yang sempit, hasilnya juga bisa dijual ke warga perumahan atau dipasarkan secara online.
Apalagi hasil dari tanaman hidroponik sayurannya tidak mudah layu, lebih sehat karena tidak menggunakan pestisida atau bahan kimia.
Load more