Boyolali, Jawa Tengah- Kotoran sapi yang biasa dijadikan pupuk kandang dan sering menjadi permasalahan sosial di kampung dengan bau yang tidak sedap, Oleh Nur Amir ( 46 Thn) disulap menjadi sumber energi alternatif atau bio gas yang di manfaatkan untuk memasak atau kebutuhan dapur, dan bisa menghemat hingga ratusan ribu rupiah setiap bulannya.
Warga lereng gunung Merapi di Dukuh Manggung Cilik Rt.6, Rw 2 Desa Pagerjurang Musuk Boyolali, Jawa Tengah, ini mengaku ide tersebut muncul setahun lalu. Saat pandemi covid-19, banyak waktu luang dirumah,selain itu banyak kotoran sapi yang hanya difungsikan sebagai pupuk kandang saja, membuat limbah kotoran sapi disekitar rumah warga sangat banyak yang menimbulkan bau tidak sedap.
" Saat pandemi covid-19 dan tepatnya satu tahun yang lalu, dimana banyak orang yang bekerja di rumah termasuk saya, akhirnya membuat inovasi yang memanfaatkan limbah kotoran sapi jadilah bio gas ini", Kata Nur Amir. Saat ditemui dirumahnya pada selasa (27/10/2021).
Pemanfaat kotoran sapi dibuat menjadi bio gas tersebut saat ini hanya digunakan untuk kebutuhan dapur yaitu memasak, dan bisa menghemat pengeluaran untuk kebutuhan energi sehari-hari. Selain berdampak secara ekonomi, lingkungan sekitar juga lebih terjaga karena kotoran sapi tak lagi mencemari.
"Bio gas ini kita manfaatkan untuk memasak dan menggantikan gas elpiji atau kayu bakar, dan sangat hemat, dalam sebulan kebutuhan gas mencapai 10 tabung gas tiga kilo gram,selain itu permaslahan sosial terkait kotoran sapi bisa diminimalisir", ucapnya.
Nur Amir menambahkan, bahwa modal untuk pembuatan bio tersebut sangat murah yaitu sekitar lima hingga tujuh juta rupiah, dan rencananya, pemanfaatan ini akan dikebangkan, sehingga masyarakat dilereng gunung Merapi bisa tercukupi masalah energi gas, karena bisa menciptakan sendiri.
'Untuk membuat bio gas kita membutuhkan modal sekitar 5 hingga 7 juta rupiah, untuk membuat bak penampungan bios gas dan juga peralatan lainnya, bak bio gas kita taruh dibelakang kandang, dan kita mempunyai rencana untuk dikembangkan,karena masyarakat di lereng merapi mayoritas beternak sapi", tandasnya. (Agus Saptono/Buz)
Load more