Wonosobo, Jawa Tengah - Perajin sendal bakiak di Wonosobo, Jawa Tengah, tetap eksis bertahan ditengah persaingan berbagai macam alas kaki seperti sendal dan sepatu modern baik produksi lokal maupun impor.
Maji, pria berusia 45 tahun pengrajin bakiak atau sendal kayu tradisional asal dusun Mergosono, Desa Karangluhur, Kecamatan Kertek, Wonosobo, Jawa tengah memilih untuk tetap bertahan meski persaingan produksi alas kaki modern kini semakin ketat.
Gempuran persaingan produk alas kaki modern yang kini membanjiri pasaran, tak membuat Maji patah semangat, karena usaha yang sudah didirikan selama kurang lebih 27 tahun dan menjadi usaha turun temurun ini membutuhkan keahlian khusus serta memiliki target pasar tertentu, yakni pondok pesantren.
“Dulu bapak saya adalah seorang pembuat kelom geulis, namun tidak jalan. Kemudian berbekal ilmu dari bapak, sekitar tahun 1997 saya mulai menekuni membuat gapyak (bakiak), baru tahun 2001 usaha ini saya seriusi sampai sekarang,” kata Maji saat ditemui dirumah produksi bakiak, Sabtu (06/11)
Meski mengalami penurunan penjualan dalam beberapa tahun terakhir, industri bakiak rumahan milik maji masih tergolong menguntungkan, dibantu 7 orang karyawannya dalam satu bulan maji mampu memproduksi hingga 2500 pasang sendal bakiak yang siap dijual.
Menurutnya selama menggeluti kerajinan bakiak, permintaan pasar akan sendal kayu tradisional hasil kerajinan Maji ini pun tergolong masih cukup tinggi terutama untuk pasaran pondok pesantren di pulau Jawa.
Load more