Jakarta, tvOnenews.com - Ruang angkasa terlihat sangat gelap dan hanya terlihat ada bintang terang dan planet di malam hari. Padahal ada matahari yang sinarnhya bahkan bisa tembus ke bumi. Kok bisa?
Jawabannya tidak ada hubungannya dengan kurangnya cahaya.
Seorang mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di Universitas California, Santa Cruz (UCSC), Tenley Hutchinson-Smith mengatakan kontradiksi ini, yang dikenal di kalangan fisika dan astronomi sebagai paradoks Olbers, dapat dijelaskan dengan teori perluasan ruang-waktu gagasan bahwa alam semesta mengembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya.
“Karena alam semesta kita mengembang lebih cepat daripada kecepatan cahaya. Cahaya dari jauh galaksi mungkin meregang dan berubah menjadi gelombang inframerah, gelombang mikro, dan gelombang radio, yang tidak dapat dideteksi oleh mata manusia. Dan karena tidak terdeteksi, mereka tampak gelap (hitam) jika dilihat dengan mata telanjang,” ujarnya dikutip dari Live Science, Sabtu (16/3/2024).
Miranda Apfel, yang juga mahasiswa pascasarjana astronomi dan astrofisika di UCSC, sependapat dengan Hutchinson-Smith.
“Bintang mengeluarkan cahaya dalam semua warna, bahkan warna yang tidak terlihat oleh mata manusia, seperti ultraviolet atau inframerah. Jika kita bisa melihat gelombang mikro, seluruh ruang akan bersinar,” ujar Apfel.
Alasan lain mengapa ruang antarbintang dan antarplanet tampak gelap adalah karena ruang angkasa merupakan ruang hampa yang hampir sempurna. Ingatlah bahwa langit bumi berwarna biru karena molekul-molekul yang membentuk atmosfer, termasuk nitrogen dan oksigen, menyebarkan banyak komponen cahaya tampak dengan panjang gelombang biru dan ungu dari matahari ke segala arah, termasuk ke arah mata kita.
Studi tahun 2021 di The Astrophysical Journal menunjukkan bahwa ruang angkasa mungkin tidak sehitam yang diperkirakan para ilmuwan.
Melalui misi New Horizons NASA ke Pluto dan Sabuk Kuiper, para peneliti dapat melihat ruang angkasa tanpa gangguan cahaya dari Bumi atau Matahari.
Tim menyaring gambar yang diambil oleh pesawat ruang angkasa dan mengurangi semua cahaya dari bintang-bintang yang diketahui, Bima Sakti dan galaksi-galaksi yang mungkin ada, serta cahaya apa pun yang mungkin bocor dari kebiasaan kamera.
Mereka menemukan bahwa cahaya latar belakang alam semesta masih dua kali lebih terang dari perkiraan. (ebs)
Load more