Akan tetapi lanjutnya, saat ini ia bersama pengusaha ombus-ombus lainnya di Kecamatan Siborongborong mengeluh karena omzet mereka turun drastis dampak pandemi Covid-19.
“Jadi sebelum di masa pandemi corona ini, biasanya kami dapat hasil penjualan ombus-ombus satu setengah juta per hari, sekarang lima ratus ribu rupiah pun sudah sulit,” ungkap Walben.
“Untuk itulah kami perlu bantuan dari pemerintah berupa UKM. Itu lah yang kami harapkan,” tambahnya.
Untuk diketahui, kue ombus-ombus ini juga kerap dijajakan dalam beragam acara besar masyarakat Batak. Penamaannya berasal dari kebiasaan masyarakat Batak yang kerap menghembuskan (meng-ombus) nafas pada kue ini sebelum disantap dalam keadaan hangat. (Syaren Situmorang/prs)
Load more