Tapanuli Utara – Kue ombus-ombus adalah makanan atau jajanan khas Batak yang berasal dari Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara, Sumatera Utara. Kue ini terbuat dari olahan tepung beras yang diberi gula merah di tengahnya dan dibungkus dengan daun pisang.
Kuliner kebanggaan warga Kecamatan Siborongborong ini diproduksi secara rumahan, sejak puluhan tahun silam. Anda bisa mendapatkan kue ombus-ombus ini di pinggir jalan pusat kecamatan Siborongborong yang dijajakan penjualnya dengan menggunakan sepeda ontel.
Bisa juga didapatkan di lapo (warung) atau toko khusus yang menjual kue ombus-ombus di sana. Kudapan dengan rasa gurih dan manis ini terasa kenyal, cocok dinikmati dengan secangkir kopi.
“Ombus-ombus ini sangat enak. Biasanya warga di sini (Kecamatan Siborongborong) menjadikan kue ini sebagai sarapan pagi. Harganya juga sangat murah,” kata Frengki Silitonga penikmat kue ombus-ombus, Minggu (22/8/2021).
Bicara soal proses memasaknya hanya membutuhkan waktu satu jam saja dan sudah siap dimakan dan dijual di pasaran. Bahan-bahannya terdiri dari tepung beras, gula aren (gula merah), gula putih dan kelapa. Kemudian dibungkus daun pisang dan selanjutnya dimasak di tungku.
“Pembuatan kue ombus-ombus ini pertama sekali dari tepung beras. Tapi tepung berasnya harus beras pilihan. Kalau istilah di Padang bare solok namanya itu,” kata Walben Siahaan salah satu pengusaha kue ombus-ombus di Siborongborong, Minggu.
Walben mengungkapkan rasa kue tersebut rasa pulut dan kenyal dimakan.“Memang rasanya rasa pulut. Enaklah,” ungkapnya.
Akan tetapi lanjutnya, saat ini ia bersama pengusaha ombus-ombus lainnya di Kecamatan Siborongborong mengeluh karena omzet mereka turun drastis dampak pandemi Covid-19.
“Jadi sebelum di masa pandemi corona ini, biasanya kami dapat hasil penjualan ombus-ombus satu setengah juta per hari, sekarang lima ratus ribu rupiah pun sudah sulit,” ungkap Walben.
“Untuk itulah kami perlu bantuan dari pemerintah berupa UKM. Itu lah yang kami harapkan,” tambahnya.
Untuk diketahui, kue ombus-ombus ini juga kerap dijajakan dalam beragam acara besar masyarakat Batak. Penamaannya berasal dari kebiasaan masyarakat Batak yang kerap menghembuskan (meng-ombus) nafas pada kue ini sebelum disantap dalam keadaan hangat. (Syaren Situmorang/prs)
Load more