Ciamis, Jawa Barat – Bagi masyarakat Priangan Timur khususnya Kabupaten Ciamis, sudah tidak asing dengan jembatan Cirahong, yang melintasi sungai Citanduy. Jembatan berusia 128 tahun ini, masih digunakan warga setempat untuk beraktifitas.
Jembatan Cirahong dengan panjang 202 meter dan tinggi 90 meter dari permukaan sungai Citanduy, hingga kini masih kokoh berdiri. Konstruksi utama jembatan Cirahong belum pernah diperbaiki karena kondisinya yang masih kokoh dan layak digunakan. Perbaikan hanya dilakukan di bagian tengah jembatan yang terbuat dari kayu.
Di bagian atas jembatan merupakan jalur kereta api dari arah Bandung menuju Jawa Tengah dan Jawa Timur. Sementara dibagian tengah jembatan merupakan jalur perlintasan kendaraan.
Jarak tempuh tempuh yang lebih dekat dibanding harus melintasi jalur utama lintas selatan, menjadikan jembatan ini menjadi pilihan favorit warga kedua wilayah yang dihubungkan jembatan yang telah berusia lebih dari satu abad ini.
Tak hanya karena jarak yang lebih dekat dengan melintasi jembatan Cirahong, melintasi jembatan ini, kita akan dimanjakan dengan panorama alam indah yang membentang dan menakjubkan.
Arus lalu lintas di jembatan Cirahong diatur oleh warga setempat dengan sistem buka tutup atau bergiliran. Biasanya ini dilakukan pada saat akhir pecan.
“Terutama kalau akhir pekan, kendaraan dari dua arah selalu ramai 24 jam dan petugas dibagi dua tim,” Jelas penjaga jembatan Cirahong, Aceng Suhendar kepada tvonenews.com, Kamis(19/8).
Keberadaan jembatan Cirahong, adalah upaya Bupati Galuh Ciamis yang saat itu dijabat oleh Raden Adipati Aria Kusumadiningrat. Saat itu, tahun 1893 kolonial Belanda membangun jalur kereta api di Selatan Jawa barat untuk keperluan pengankutan logistik dan penumpang, dan wilayah Ciamis tidak akan dilewati jalur kereta tersebut, kerena secara geografis wilayah ciamis terlalu sulit karena perbukitan dan bentangan sungai Citanduy yang panjang akan menghabiskan biaya yang banyak saat itu.
Atas rencana kolonial belanda tersebut, mendorong Bupati Galuh Ciamis langsung menemui pemerintah Belanda dan meminta agar jalur kereta api bisa melintasi wilayah Kabupaten Ciamis. Apalagi pada saat itu, Ciamis merupakan salah satu sentra penghasil perkebunan yang tinggi seperti getah karet.
Mendengar penjelasn Bupati Galuh Ciamis, Akhirnya pemerintah Belanda membuat skema pembangunan jalur kereta api yang melintasi sungai Citanduy dengan membangun jembatan Cirahong. Meski memakan biaya yang sangat besar, pembangunan jembatan Cirahong ini dinilai seimbang lantaran wilayah Kabupaten Ciamis yang strategis pada saat itu sebagai penghasil getah karet. (Aditya Tri Wahyudi/mii)
Load more