Ciamis, Jawa Barat - Gong Perdamaian dunia di komplek situs sejarah Karangkamulyan, Ciamis, Jawa Barat, Kamis (9/9) kembali ditabuh. Penabuhan Gong perdamaian ini, merupakan acara rutin tahunan yang diselenggarakan setiap tanggal 9 September dan serentak dilaksanakan di berbagai negara.
Peringatan Hari Ulang Tahun Gong Perdamaian Dunia ke-12 ini, digelar sederhana di masa pandemi Covid-19. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata setempat dan dihadiri langsung oleh Bupati Ciamis, Herdiat Sunarya dan sejumlah tokoh masyarakat Ciamis.
Di Indonesia, Gong perdamaian berjumlah lima buah yang tersebar di sejumlah wilayah, salah satunya berada di Ciamis. Selain di Ciamis, gong perdamaian juga ada di Bali, Ambon, Palu dan Blitar.
Gong perdamaian ini merupakan bagian dari 40 gong perdamaian yang tersebar di sejumlah negara di dunia. Gong perdamaian merupakan simbol persaudaraan dan perdamaian bagi umat manusia di dunia.
Gong Perdamaian Dunia di komplek situs sejarah Karangkamulyan ini berdiri sejak 9 September 2009. Gong perdamaian di Ciamis memiliki diameter 3,3 meter dan dibuat dari hasil leburan 400 bilah keris.
"Saya mengajak seluruh masyarakat di Kabupaten Ciamis untuk merawat dengan baik situs sejarah agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan," kata Bupati Ciamis Herdiat Sunarya disela penabuhan Gong perdamaian.
Kerajaan Galuh yang berpusat di wilayah Ciamis, dinilai turut serta dalam cikal bakal perdamaian di Indonesia saat masa kerajaan terdahulu. Sehingga pemerintah Kabupaten Ciamis menjadikan obyek wisata Karangkamulyan sebagai tempat disimpannya Gong perdamaian.
"Dengan adanya gong perdamaian yang tersebar di dunia diharapkan dapat menyadarkan umat manusia untuk selalu mengutamakan perdamaian dan kebersamaan tanpa membedakan ras, suku, budaya, agama dan sekat-sekat pemisah lainnya," Jelas Bupati.
Meski perhelatan HUT Gong perdamaian dunia kali ini digelar sederhana di masa pandemi, tapi Herdiat berharap kegiatan tersebut bisa menjadi kalender wisata Ciamis agar menjadi daya tarik bagi wisatawan.
"Kami berharap juga kedepanya peringatan ini dapat mengundang seluruh negara minimal kedutaannya, mengingat karena gong ini kontennya universal sehingga bisa menjadi event internasional," harap Herdiat. (Aditya Tri Wahyudi/ito).
Load more