Jakarta - Pada tanggal 30 Agustus 2021, WHO menambahkan virus corona varian Mu ke dalam daftar pantauan setelah terdeteksi di 39 negara. Selain itu, varian Mu ditemukan memiliki sekelompok mutasi dan mungkin bisa menginfeksi orang yang telah vaksin sekalipun.
“Varian Mu memiliki konstelasi mutasi yang menunjukkan sifat potensial untuk kebal dari vaksin,” tulis WHO dalam pembaruan informasi tentang Covid-19 pada hari Selasa (2/9). Melansir dari situs Webmd, berikut beberapa hal yang perlu diketahui mengenai virus corona varian Mu.
Apa itu varian Mu?
Varian Mu juga dikenal dengan sebagai B.1.621, pertama kali diidentifikasi di Kolombia pada bulan Januari. Data awal menunjukkan bahwa varian Mu mungkin dapat menghindari antibodi pada tingkat yang mirip dengan varian Beta, tulis WHO, meskipun penelitian lebih lanjut diperlukan.
Lebih dari 4.700 kasus varian Mu telah diidentifikasi di seluruh dunia melalui pengurutan genom, menurut Outbreak.info, database open-source yang dioperasikan oleh Scripps Research. AS telah mengidentifikasi sebanyak 2.011 dari kasus ini, dengan 348 kasus di California.
“Saat ini, sepertinya ada penyebab keprihatinan yang nyata di AS, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan, tetapi seperti yang kita lihat dengan varian Delta, yang dapat menyebar ke seluruh dunia dalam sekejap mata,” Danny Altmann, PhD, seorang ahli imunologi di Imperial College London, mengatakan kepada The Telegraph.
Apakah varian Mu lebih menular?
Hingga kini masih sedikit penelitian yang mempelajari virus corona varian Mu ini. Karena penelitian tentang varian Mu ini masih awal, sehingga terlalu dini untuk mengetahui jenisnya lebih menular atau lebih parah dari varian lainnya.
Namun, WHO sedang memantau sembilan varian dengan mutasi genetik untuk mengetahui mana yang lebih menular, menyebabkan penyakit yang lebih parah, dan dapat menghindari vaksin.
Load more